Bab 46 – Malam Pengakuan

1347 Words

Suasana kamar malam itu begitu sunyi. Lampu tidur menyala redup, menciptakan bayangan samar di dinding. Aruna duduk di sisi ranjang dengan tubuh kaku. Matanya menatap lantai seakan mencari kekuatan di sana. Radit berada di hadapannya, terlihat gelisah, tangannya saling menggenggam erat, keringat tipis muncul di pelipis meski udara kamar cukup dingin. “Aruna…” suara Radit akhirnya pecah, serak dan bergetar. “Aku tahu aku salah. Aku terlalu lama menunda untuk jujur. Aku takut kehilanganmu, takut semua yang kita bangun runtuh hanya karena masa lalu yang seharusnya sudah mati.” Aruna mengangkat wajah, matanya yang lelah menatap Radit dengan penuh luka. “Kalau memang masa lalu itu sudah mati, kenapa sampai sekarang bayangannya masih menghantui rumah kita? Kenapa Karina bisa begitu yakin menya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD