Daniel terdiam beberapa saat sebelum kembali menatap Nani yang masih berdiri di hadapannya dan terlihat sabar menunggu dirinya bicara. “Saya ingin tanya pendapat kamu.” Perkataan atasannya itu tentu saja membuat Nani syok setengah mati. Ia sama sekali tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya mendengar seorang Alviano Daniel Andaran mengatakan bahwa ia membutuhkan pendapat dirinya. “Pendapat saya?” Tanya Nani dengan nada ragu. Daniel mengangguk pelan. “Bukankah selama beberapa minggu ini kamu selalu melayani dan menemaninya. Bagaimana jika kamu yang berada di posisinya? Apa kamu akan membenci saya?” Tanya Daniel. Nani berusaha menahan senyum di bibirnya setelah mendengar pertanyaan pria di hadapannya ini. “Ternyata mereka berdua sama saja,” gumam Nani dengan suara sepelan mu