Yuliana terlihat berjalan mendekati pintu kamar Zevanya. Begitu sampai di depan pintu, ia segera meraih gagang pintu dan membukanya perlahan. Hal yang pertama dilihatnya saat membuka pintu adalah Zevanya yang terlihat sedang berbaring nyaman di atas ranjangnya saat ini. Dengan langkah sepelan mungkin Yuliana berjalan menuju ranjang dan duduk di samping tubuh putrinya yang sedang berbaring. “Sayang, bangun dulu ya. Udah waktunya kamu untuk makan siang,” bisik Yuliana berusaha membangunkan Zevanya yang tengah memejamkan mata. Sejujurnya Zevanya tidak sedang tertidur nyenyak saat ini. Ia hanya beristirahat dengan memejamkan matanya namun sebenarnya ia tetap tersadar. Dengan perlahan Zevanya membuka kelopak matanya yang tertutup kemudian bergerak pelan untuk bangun dari pembaringannya saat