Dian melangkahkan kakinya menuju dapur, di ikuti Liam dari belakang. Ia memandang Dian membuka bungkusan makanan itu. "Eh, mas gondrong datang," ucap bi Asih, keluar dari halaman belakang. Dian dan Liam lalu menoleh ke arah sumber suara. Liam memandang seorang wanita, ia ingin tertawa ketika wanita itu mengatakan dirinya "mas gondrong", jujur ia sudah terbiasa, ada seseorang menyematkan nama-nama aneh, untuk dirinya. "Bi Asih, sudah mau pulang bi," ucap Dian. "Iya nih neng, neng kan udah ada mas gondrong, jadi bibi mau pamit pulang," ucap bi Asih. Bi Asih tersenyum kepada, laki-laki berperawakan tinggi besar, yang tidak jauh darinya. "Mas gondrong, tolong jagain neng Dian ya. Soalnya bibi enggak tega, dari tadi neng Dian nangis-nangis. Mas jangan tinggalin neng, palingan neng cuma be

