BAB 32

898 Words

Liam memandang rumah bertingkat dua itu, tepat di hadapannya. Ia tersenyum penuh arti, ia sudah tidak sabar bertemu dengan sang pujaan hati. Ia melangkahkan kakinya menuju pintu utama, sambil menjinjing paperbag berlebel restoran cepat saji berlogo ayam. Ia melangkahkan kakinya menuju pintu utama. Kini Ia di depan pintu, ia tekan bel di dekat daun pintu. Liam menunggu hingga sang pemilik rumah membuka pintu. Semenit kemudian terdengar pintu terbuka. Liam terpana memandang seorang wanita tepat di hadapannya. Wanita itu mengenakan celana pendek serta baju longgar berwarna pink. Mata itu masih terlihat bengkak, ia tidak tahu seberapa lama wanitanya ini menangis. Ia tahu air mata itu membuktikan bahwa, keinginan berjumpa tapi tertahankan. Perasaan itu, layaknya udara yang Ia hirup, rasa sesa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD