Sepadan Untukku

1226 Words

Jam sudah menunjukkan pukul 9.30 pagi ketika Pak Bambang, supir Edwin datang menjemput mereka untuk kembali ke rumah Karina di Jembatan 12 Rawalumbu. Sesampainya di rumah kontrakan kecil itu, mata Karina langsung tertuju pada pemandangan yang memilukan. Lumpur tebal menyelimuti hampir seluruh halaman dan bagian dalam rumah, sisa dari banjir yang terjadi kemarin malam. Kursi bakso yang biasanya tertata rapi di sudut ruang tamu kini tergeletak sembarangan, seolah dihempaskan begitu saja oleh arus air yang deras. Karina merasakan kepedihan yang dalam saat melihat lemari-lemari plastik yang biasa ia gunakan untuk menyimpan peralatan menjahitnya,benang, jarum, dan kain tergeletak berantakan di lantai yang dipenuhi lumpur. Benang-benang putih yang dulu bersih kini berubah warna menjadi cokelat,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD