Percakapan Kakek dan Cucu

1234 Words
Tepat jam satu siang , Denis sang cucu kesayangan tiba di kantor kakeknya. Nita sekretaris Deni Perkasa kembali terpukau dengan sosok ganteng cucu lelaki satu-satunya keluarga perkasa ini. Hari ini mata Nita benar-benar segar, ada dua cowok ganteng yang hadir di ruangannya. Pagi tadi ada Pak Edwin, si duda keren keluarga Perkasa dan siang ini, si cucu ganteng , pewaris tunggal PT. Sejahtera Perkasa, vitamin untuk matanya terpenuhi dengan kehadiran kedua lelaki ini. Senyum Nita menjadi sangat lebar ketika menyapa Denis " Pak Denis, uda ditunggu sama Opa di kantornya, Silahkan masuk." " Thank you, mbak sekretaris cantik. Adeline uda bisa ngapain, mbak?" Tanya Denis, pertanyaan penuh perhatian itu membuat Nita terkagum-kagum karena pria ganteng ini ingat nama bayinya yang berumur 9 bulan. " Kamu ingat nama bayi ,Mbak?" " Ingat dong." Kata Denis sambil mengerlingkan matanya " Dia uda bisa duduk." Kata Nita menunjukkan pigura foto anaknya yang ada di depan mejanya. " Wow.. Adeline cantik sekali seperti mamanya." Kata Denis dengan mulut manisnya. " Aduh Pak Denis ini mulutnya semanis madu, pasti banyak cewek-cewek meleleh kena gombalan mu." Nita berkata sambil tersipu. "Aku nggak perlu gombal, Mbak. Lihat aku saja, cewek-cewek sudah meleleh," kata Denis dengan percaya diri, lalu dia menambahkan, "Sampaikan salam cium ya, Mbak, buat Adeline," sebelum mendorong pintu kantor kakeknya, meninggalkan Nita yang masih tersenyum lebar. Denis memang seperti "social magnet", ramah, supel, dan selalu bisa membaur dengan siapa saja. Dia punya kemampuan luar biasa untuk menarik perhatian dan membuat orang merasa nyaman di sekitarnya. Dengan wajah tampan dan postur tubuh yang prima, tidak mengherankan jika Denis menjadi idola para pekerja-pekerja wanita di PT. Sejahtera Perkasa Group. Di mana pun Denis berada, suasana pasti jadi lebih hidup. Dia suka ngobrol, tidak pernah kehabisan topik, dan selalu tahu cara mencairkan suasana. Semua orang merasa dekat dengannya, seolah-olah sudah kenal lama, meskipun baru pertama kali bertemu. Sosoknya yang penuh energi dan ceria menjadikannya pusat perhatian di setiap pertemuan atau acara. Namun, di balik pesonanya, Denis masih belum tertarik untuk terjun dalam bisnis keluarga. Dia lebih memilih menyalurkan energinya sebagai YouTuber dan influencer di berbagai media sosial. Bagi Denis, dunia digital yang dinamis dan penuh tantangan lebih menarik daripada duduk di balik meja kantor, meskipun itu berarti menunda tanggung jawab besar sebagai pewaris tunggal perusahaan. "Denis, kamu sudah makan?" tanya Opa Deni sambil menatap cucunya yang baru saja memasuki ruangan. "Sudah dong, Opa. Abis renang dan gym, langsung deh makan telur dan d**a ayam. Itu kan menu wajibku setiap hari, biar tubuhku tetap fit dan ototnya terjaga," jawab Denis sambil memamerkan lengannya yang berotot, memperlihatkan hasil dari kebiasaan sehatnya. Opa Deni tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepala. " Jadi ada apa Opa memanggilku ke kantor?" " Kamu tahu keputusan mamamu di lomba kemarin yang tidak memenangkan pemenang yang seharusnya juara pertama karena rancangannya sangat bagus, hanya karena dia itu bukan tamatan luar negeri?" Tanya Denis " Tahu, Om Edwin ada kasih tau aku. Aku juga ketemu pemenang yang tidak menang itu, saat dia mau pulang, dia bawa koper dan kakiku terantuk kopernya." " Kamu tahu dia bisu?" Tanya Deni " Awalnya nggak tahu, Opa. Dia minta maaf sambil pegang-pegang dadanya, aku pikir dia mau flirting sama aku. Kan Opa tahu sendiri, aku ini sangat ganteng," kata Denis sambil tertawa kecil. "Eh, terus Om Edwin bilang kalau dia bisu. Namanya Kanaya, kalau nggak salah ingat." Opa Deni tertawa, "Ah, kamu ini. Kamu pikir semua cewek mau flirting sama kamu? Ampun deh, Opa lihat kamu." " Jadi kenapa dengan Kanaya? Om Edwin ngadu ya ke Opa kalau Kanaya itu pantas dimenangkan. Aku sih nggak lihat rancangannya jadi ngak tahu rancangannya sebagus apa, hanya heran aja dengan kelakukan Om Edwin yang tidak biasanya, biasa kan Om Edwin sangat cuek, bebek aja kalah sama kecuekannya dengan Om Edwin, tapi ini dia tumben-tumbennya menawarkan diri, mengantar pulang Kanaya." Kata Denis tertawa. " Apa? Edwin, Om mu menawarkan diri mengantar Kanaya pulang sampai ke Bekasi? Tumben? Apa Om mu lagi jatuh cinta pada Kanaya?" Tanya Deni terkejut "Kok Kanaya? Bukan, Opa. Kanaya itu lebih cocok jadi anaknya Om Edwin, bukan jadi pasangan. Kalau Om Edwin jatuh cinta sama Kanaya, aku yakin Emma nggak akan setuju," ujar Denis sambil mengerutkan kening. "Jadi, sama siapa?" tanya Opa Deni dengan rasa ingin tahu. "Sepertinya sih sama mamanya Kanaya," kata Denis pelan. "Tapi aku nggak yakin juga, Opa. Soalnya, cara Om Edwin melihat mama Kanaya itu beda. Tapi mungkin bukan karena jatuh cinta, melainkan karena dulu, mamanya Kanaya pernah menolong Tante Ida saat mencoba bunuhdiri pertama kali di Stasiun Jatinegara, waktu itu yang dia gendong Emma, saat mau melompat ke rel, jadi rupanya mamanya Kanaya yang menolongnya. Jadi, Om Edwin mau ke rumah mereka untuk mengucapkan terima kasih dengan benar," jelas Denis dengan nada yang lebih serius dan sedikit sedih. Opa Deni mengangguk, turut merasakan kesedihan yang tergambar dari wajah cucunya "Oh, begitu ceritanya. Tapi kalau benar mamanya Kanaya itu janda dan Om Edwin bisa jatuh cinta lagi, bagus juga sih. Dia sudah terlalu lama menduda. Kasihan juga Ommu." "Jangan dipaksa, Opa. Biarkan Om Edwin jatuh cinta secara alami. Kalau dipaksa, nggak akan bertahan lama. Sekarang ini, sudah bukan zamannya lagi perjodohan. Orang harus cocok luar dalam dulu untuk jadi pasangan," jawab Denis dengan nada seperti seorang ahli percintaan. Opa Deni tersenyum, "Yah, kamu sok tahu, padahal sendiri juga belum pernah pacaran." Denis tertawa kecil, " Aku pernah pacaran Opa di Milan, hanya di Indonesia, aku nggak mau pacaran dulu. Aku lagi fokus mengejar karierku." "Karier apa? Jadi model? Influencer? Youtuber? Kapan kamu mau serius di perusahaan?" tanya Opa Deni, setengah bercanda namun ada nada khawatir. "Aku memang lagi kejar karierku sebagai YouTuber lifestyle, Opa. Aku lagi ngejar target, subscriberku harus tembus 500.000 orang biar pendapatanku bisa ratusan juta sebulan. Aku ini masih muda, Opa. Masih bisa menarik pemirsa muda. Kalau udah tua, apalagi kalau udah nikah, pasti subscriberku berkurang. Gadis-gadis yang ngefans sama aku pasti bakal pindah ke idola yang lebih muda. Jadi, aku harus manfaatin momen masa mudaku ini. Toh, di perusahaan kita masih ada Opa, Papa,Om Edwin dan Mama yang ngurusin semuanya. Rencanaku, lima tahun lagi, saat usiaku 28, aku akan terlibat penuh di perusahaan. Lalu, cari jodoh dan menikah . Itu sih rencana jangka panjangku," kata Denis dengan yakin, membuat Opa Deni terpana dengan rencana hidup yang ternyata sudah disusun begitu matang. Denis, yang biasanya terlihat santai dan suka seenaknya, ternyata sudah memiliki rencana hidup yang sangat terencana. Alasan-alasannya pun bisa diterima; ia ingin memanfaatkan usia mudanya untuk fokus pada karier sebagai YouTuber dan influencer. Rencana jangka panjangnya yang jelas dan realistis membuat Opa Deni, yang selama ini selalu mengkhawatirkan masa depan perusahaan keluarga, merasa sedikit lebih tenang. Bahkan, Opa Deni terpana kagum dengan pemikiran strategis cucunya yang luar biasa. "Opa bangga padamu, Denis. Sekarang Opa percaya, perusahaan ini akan berkembang pesat di tanganmu, bukan hancur seperti kekhawatiran Opa selama ini. Tidak salah Opa memberimu nama Denis, hanya menambahkan 'S' dari nama Opa, karena Opa ingin kamu bisa membuat usaha kita menjadi lebih banyak, lebih hebat dari yang Opa hasilkan. Bukankah dalam bahasa Inggris, menambah 'S' berarti lebih banyak? Itu filosofi Opa saat menamai cucu lelaki pertama keluarga Perkasa dengan nama Denis," kata Opa Deni dengan nada penuh kebanggaan. "Oh, aku pikir karena Opa nggak kreatif. Masak namaku cuma ditambahi 'S' dari nama Opa," jawab Denis sambil tertawa. Opa Deni tertawa lebar mendengar candaan cucunya. Percakapan penuh kehangatan antara kakek dan cucu yang terjalin ini sungguh menghangatkan hati Deni.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD