Pagi itu, Edwin tiba di rumahnya yang megah, layaknya istana, tepat saat para pembantu rumah tangga sedang sibuk menyiapkan sarapan di ruang makan yang begitu mewah. Deretan peralatan makan berkelas, mulai dari sendok dan garpu berlapis emas hingga piring-piring porselen bergaya Eropa dengan detail yang rumit, tersusun rapi di atas meja besar. Di tengahnya, sebuah mangkuk besar dengan lambang Hermes yang elegan berisi nasi goreng menambah kesan kemewahan. Walau begitu, suasana masih sepi. Tampaknya, seluruh anggota keluarga belum turun dari kamar masing-masing untuk menikmati sarapan rutin mereka.Edwin langsung bergegas menuju kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Beberapa saat kemudian, ia turun ke ruang makan, di mana sudah ada ayahnya, Deni, dengan wibawanya yang terpancar jelas, s