Naswa yang Labil

1860 Words

Namun, belum sempat ia melepas dahaga dalam sekali teguk, Adam mengingat pesan sang Ummi. Bayangan memiliki anak perempuan di kemudian hari kembali menghantui dirinya. Dia akan menghajar siapa pun yang berani melecehkan anak perempuannya. Adam mulai mengendurkan kenikmatan bibir mereka. Naswa terengah-engah. Ia merundukkan kepala dan berhenti sejenak hingga keningnya berada tepat di dagu Adam. Kecupan itu terasa lama. “Kau mau makan?” tanya Adam sambil mengusap lembut leher Naswa, lalu menggosok pelan sela-sela rambut di belakang sana. Tanpa bersuara, Naswa menggeleng kepala. Ia mengulum senyum tatkala ingat kalau dia belum mandi sejak pagi. “Aku rasa tidak ada butik buka jam segini,” gumamnya sambil menegakkan tubuh dan mengusap wajah. Adam memasang wajah bingung, “Kau mau ke butik?”

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD