Dafi duduk di kursi belakang bersama Zahwah. . Raka, asistennya, duduk di kursi depan, diam, tak ingin mengganggu suasana yang terasa sedikit tegang. Zahwah tersenyum manis. "Aku turun di sini ya, Mas. Rena bilang dia sudah datang," katanya lembut, berusaha menenangkan suaminya yang jelas-jelas tampak mengkhawatirkannya. Dafi menatapnya dengan tajam. Dia tahu betul rencana Zahwah menjodohkan Rena dengan Dika. Namun, ada sesuatu yang mengusik hatinya—rasa tak suka yang membara di dadanya. Dia tidak ingin istrinya terlalu dekat dengan Dika, bahkan jika itu hanya sekadar membantu menjodohkan. "Ingat ya, Za. Enggak boleh lirik-lirik cowok lain," suara Dafi terdengar lebih berat dari biasanya. Memberikan peringatan. Zahwah tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana. "Iya, Mas. Mas kenapa s