Aku menyesal sudah gagal menjaganya, sangat. Freya tidak hanya lebih banyak diam, tapi juga terlihat gelisah dalam tidurnya. Sesekali keningnya berkerut dan bergerak tak nyaman. Entah mimpi buruk apa yang mengganggunya? Reza kah? Semakin erat aku merengkuh tubuhnya masuk dalam pelukanku. Aku sama sekali tidak menyangka sifat pendiam dan angkuhnya selama ini, ternyata hanyalah cara untuk menyembunyikan kerapuhannya. "Yang, Freya." panggilku pelan. Aku terpaksa membangunkannya saat melihat air mata mulai mengalir dari matanya yang masih terpejam. Baru saja jemariku mengusap lembut wajahnya, tiba tiba Freya tersentak bangun dan menatapku nyalang. Nafasnya memburu, sedang air matanya semakin deras mengalir. "Tenang Yang, ini aku." ucapku berusaha mengembalikan kesadarannya. Freya menghela