Setelah makan malam dan mengobrol sebentar, kedua orang tua Bang Ibra akhirnya pamit pulang. Banyak hal yang kemudian kami bertiga bicarakan, salah satunya tentang pertemuanku dengan Enda yang ternyata berteman akrab dengan Dirga adik Bang Ibra. Aku bahkan sampai tertawa melihat raut wajah mama yang tampak lucu saat terkejut tidak percaya mendengar ceritaku. Aku bahagia, sangat. Melihat Bang Ibra yang biasanya kaku dan pendiam, tapi berubah hangat saat mengobrol bersama mama. Soal rencana pindah ke Bali, aku akan mencari waktu yang tepat untuk membicarakannya dengan mama nanti. Bang Ibra baru saja mengantar mama pulang. Aku melangkah masuk setelah mobil mereka hilang di ujung jalan. Sepi, tentu saja. Sekarang sudah hampir jam sembilan, tidak ada orang lain di sini. Namun sayangnya sese