Tangan Sari gemetar begitu juga tubuhnya. Matanya melebar seakan nyaris keluar. Bagaimana tidak? Rencana yang telah disusun dengan rapi nyatanya tak berjalan di detik-detik terakhir.
Saga memegangi perutnya yang tertusuk pisau. Darah pun mengalir membasahi bajunya hingga merembes menetes ke lantai. Tepat sebelum Renata membuka pintu, ia lebih dulu menarik bahu Sari. Sari yang terkejut pun reflek menusukkan pisau yang memang sudah ia siapakan di tangannya.
Sari berusaha menarik pisau yang tertancap di perut Saga. Namun, ia tak bisa. Saga menahan pisau itu, mencegahnya mencabutnya.
Saga mengerang kesakitan. Namun, ia tak akan membiarkan Sari mencabut pisau yang gagangnya masih dalam genggaman tangannya. Ia tak ingin Sari menggunakannya untuk melukai Renata.
“Da- dasar gila!” teriak S
