Renata mengembuskan napas panjang setelah menutup pintu. Ia masih berdiri di sana, di depan pintu sambil memegang gagang pintu tanpa bisa berhenti memikirkan apa yang baru saja terjadi. Sebelumnya ayah Hanggara datang dan meminta maaf, mengatakan semua kesalahan putranya. Pria tua itu juga mengatakan akan bertanggung jawab bahkan bersedia menerima keputusan apapun dari Renata termasuk, mengambil kembali apa yang sudah kakeknya percayakan padanya.
Renata memejamkan mata sejenak seraya menguatkan remasan tangannya pada gagang pintu. Kenapa ia tak berpikir sejauh itu? Kenapa ia tidak sadar, Hanggara adalah dalang di balik rumor buruk yang akhir-akhir ini tertuju pada Saga?
Renata kembali membuka mata dan berpikir, mungkin lebih baik tak memperpanjang masalah ini meski ia begitu kesal hing
