Bab.1a

567 Words
"Pak saya sakit perut nih." Ujar selena membisikkan nya pada Reno sang bos. Reno melirik beberapa rekan rapat nya saat ini, kenapa juga sekretarisnya ini pakai acara sakit perut disaat yang penting begini. "Kamu tahu acara ini sangat penting bagi saya dan perusahaan, tahan sampai selesai." Ucap Reno membuat selena menghela napas nya dan berniat untuk tetap berada disamping bos nya sesuai perintah. Selena mengigit bibir nya sendiri untuk menahan agar angin dari bokong nya keluar. "Selena jangan lalukan hal itu didepan rekan saya." Bisik Reno dari samping. Selena mengangguk kembali, lupa kalau bos nya ini tidak suka sama sekali dirinya yang mengigit bibir. Katanya sih bisa langsung napsu sesaat dan dapat menganggu konsentrasi kerja nya. Selena menghela napas nya, kini ia memilih untuk menggengam erat tangan nya di baju kerja milik nya. "Ya Tuhan, ada-ada saja." Gumam Reno. Reno mengangkat satu tangan nya membuat rekan kerja yang berada disana tertuju kearah nya. "Berikan saya sepuluh menit, ada yang ingin sekretaris saya urus dahulu. Selena, kamu boleh pergi untuk menuntaskan urusan mu hanya sepuluh menit ingat." Ucap Reno yang diangguki oleh selena sebelum wanita itu benar benar berjalan menjauh. "Gawat kalau dia malah buang angin disini." Ucap Reno pada dirinya sendiri. Hingga mereka selesai rapat, kini Reno dan selena sudah berada di dalam mobil. "Kamu hampir buat proyek saya gagal loh sel, jangan ulangi lagi." Ujar Reno yang diangguki selena dengan perasaan tak enak hati. Didalam kantor, wanita itu bersenandung riang. Membuat Reno merasa keanehan dengan sekretarisnya dan berakhir memanggil wanita itu kehadapan nya. "Kenapa kelihatan bahagia sekali, perasaan saya gak kasih apapun atau berikan libur seharipun untuk mu." Tanya Reno. Selena tersenyum lalu menujukan ponsel nya pada Reno saat itu juga yang ternyata menampikan dua tiket gratis ke sebuah pulau kecil. "Dapat dari mana kamu, jangan bilang menang giveaway yah?" Ledek Reno membuat selena mingkem karena apa yang diucapkan pria itu ada benar nya. Reno mengangguk. "Saya sudah tahu dari awal, tanpa harus kamu jelaskan lagi." Ucap Reno. Reno kembali menoleh pada selena. "Tunggu, memang nya kamu boleh melakukan hal itu. Saya belum kasih kamu waktu libur seperti nya, iyakan?" Ujar Reno yang diangguki selena. "Sayang pak kalau gak kepake, ini tiket lumayan loh. Kalau dijual juga malah bikin rugi, toh saya jarang liburan ke tempat jauh-jauh." Ujar selena. "Kapan memang nya kamu mau berangkat?" Tanya Reno. Selena memberitahukan tanggal pasti nya. "Kamu boleh berangkat kalau bisa sesuaikan jadwal perusahaan sedang tidak sibuk, kamu tahu sendiri jadwal saya padat banget kan." Ujar Reno. "Eh?" "Sejak kapan saya mau ajak bapak jadi teman liburan saya, bisa-bisa jalan saya kali ini malah gak seru dan dapat omelan sepanjang waktu." Ujar selena membuat Reno membulatkan matanya. "Kamu sadar tidak, bilang begitu sama saja kamu sedang mengejek saya. Berani sekali menjelekkan saya di depan saya langsung?" Omel Reno. Selena menggeleng. "Sa-saya cuma bercanda kok pak, tapi apa bapak serius mau ikut saya liburan?" Tanya selena panik. Reno mengangguk. "Iya, memang nya kenapa. Tinggal minta manajer cabang urus sebentar perusahaan, toh proyek terakhir sudah selesai diurus semua." Ujar Reno. "Saya juga mau liburan kali, enak saja sekretaris saya update status sedangkan saya duduk di kursi kerja aja." Ucap Reno kembali. "Berapa hari?" Tanya Reno. Selena meragu sebelum menjawab bahwa ada waktu tiga hari untuk mereka berlibur. "Tuh kan bentar saja, dengan saya ikut juga kamu jadi gak mesti merindukan saya selena." Ucap Reno membuat selena tekanan batin rasanya saat itu juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD