Bab.1b

531 Words
Setelah mengurus banyak sekali perlengkapan, selena merasa kesal dibuat bos nya. Setiap hari selalu saja ada yang salah di dalam otak seorang Reno, entah meminta sesuatu yang tidak mungkin atau hal lain nya. "Tolonglah pak, kita udah mau naik pesawat loh." Ujar selena. Reno mengangguk. "Tapi kamu tahu kan kalau setiap pagi saya harus minum kopi hitam dulu, jadi kenapa kamu gak seduhin atau bawakan untuk saya selena." Ucap Reno. Selena mencoba untuk tetap bersabar, mati-matian menahan kesal nya kepada bos tampan di hadapan nya ini. "Kamu sudah tiga tahun lebih jadi sekretaris saya, juga banyak melakukan perjalan bisnis bersama. Tapi masih lupa dengan apa yang harus kamu siapkan untuk saya setiap hari nya, kamu aneh selena biasanya kamu ingat terus." Ujar Reno membuat kepala selena pusing. "Saya pikir liburan ini betul-betul saya di lepas tugaskan dari mengurus bapak." Balas selena. Reno menghela napas nya. "Tiket memang gratis, bukan berarti semua perlengkapan mu dan kebutuhan mu nanti tidak pakai uang saya. Betulkan selena?" Tanya Reno lebih tepat nya menyindir sang sekretaris. Selena sedikit menghindar ketika tangan nakal Reno kembali memegang bokong nya. Reno juga mendekatkan bibir nya pada leher selena saat itu. "Kamu gak mau saya hukum kan selesai dari liburan kali ini?" Bisik Reno membuat selena menggeleng cepat. Reno tersenyum lalu kembali berjalan setelah mengatakan dirinya yang memaafkan kelalaian selena akan kopi hitam nya. "Ayo masuk kedalam pesawat." Ucap Reno yang segera diikuti selena dari belakang. "Ehm, anu pak. Memang nya bapak bisa ya duduk di kursi pesawat seperti ini. Biasanya kan bapak tidak pernah menyentuh pesawat kelas ekonomi?" Ujar selena khawatir. Reno menggeleng. "Demi kamu, apa sih yang gak bisa saya lakukan?" Tanya Reno dengan senyuman aneh nya. Selena memilih tak memperdulikan ucapan bos nya, pas sekali di samping ada pasangan tua yang seperti nya sedari tadi memperhatikan mereka. "Pasti pengantin baru." Ujar orang tua tersebut mencoba menebak hubungan selena dan Reno. Selena menggeleng sedangkan Reno hanya tersenyum saja. "Minum." Perintah Reno berbisik. Selena menghela napas nya, baru saja duduk di bangku sudah di perintah langsung. "Ini mah bukan liburan namanya." Kesal selena dalam hati nya. "Kamu sedang tidak mendoakan saya yang jelek-jelek kan di dalam otak kecil mu itu?" Tanya Reno yang disambut gelengan oleh selena cepat. "Mana mungkin saya berani melakukan nya." Ujar selena sembari tersenyum lebar. Selena kembali duduk setelah membantu Reno meletakan tas pria itu juga. "Sudah saya letakan barang bapak di tempat yang paling aman ya?" Ucap selena yang dibalas senyuman lebar dari Reno. Baru beberapa menit saja Reno langsung menyenderkan kepala di pundak selena. "Saya ngantuk nih." Ucap Reno dengan santai nya saat itu. "Hm, tapi pak seperti nya kepala bapak berat deh. Pundak saya sampai miring gini nih." Ujar selena perlahan takut kalau membuat bos nya malah kembali murka. "Benarkah?" Tanya Reno santai. Selena mengangguk pasti. "Enteng sekali jawaban mu ya, belajar dari siapa mulut pedas mu itu?" Bisik Reno sembari mengelus lembut paha selena. Reno mengangguk. "Masih gak mau jawab?" Tanya Reno tak mendengar jawaban dari mulut sekretaris nya setelah sekian lama. Selena tersenyum manis. "Saya kan cuma bercanda pak, semua pekerjaan yang baik saya mencontoh nya dari pak Reno kok." Ucap selena mau tidak mau harus membual di hadapan sang bos saat itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD