“Ups.” Hana baru menyadari jika dia menanggapi berita kematian madunya dengan ucapan syukur, bukannya ucapan duka cita. “Ya Allah, Sara meninggal Mas. Baik Mas, aku segera ke sana sekarang,” jawab Hana langsung berpura-pura terdengar sedih sebelum mengakhiri panggilan telepon dari Edwin. “Ya, aku tunggu,” balas Edwin dengan senyuman kecutnya. Telinganya masih mendengar jelas jawaban spontan Hana yang terdengar senang, sungguh semakin sakit hati. Hana langsung menaruh ponsel di atas meja makan, wajahnya yang sempat murung kini tersenyum lebar dengan netranya yang berbinar-binar “Ada kabar bahagia rupanya?” tebak Amy yang masih menikmati teh hijaunya. Wanita itu mengerlingkan salah satu matanya, lalu bergerak beringsut untuk mendekati mamanya kemudian memeluknya. “Sara sudah mati Mah,