Apa yang akan dilakukan Edwin? Benarkah butuh waktu sendiri? Pria itu benar-benar meninggalkan istri pertamanya dengan ketegasan untuk tidak mengikutinya dan hal itu membuat Hana sangat sakit hati, merasa tidak begitu penting bagi Edwin, padahal selama ini suaminya selalu berbagi cerita atau beberapa hal yang akan diputuskan bersama. “Keterlaluan!” gumam Hana kesal sembari menatap nanar kepergian suaminya. Pikiran Edwin sedang kacau dan gusar, maka dari itu dia memilih untuk keluar dari ruangan demi mencari solusi buat dirinya sendiri. Pria itu memilih duduk sendiri di coffe shop yang ada di seberang rumah sakit ditemani secangkir coffe latte. “Pilihan apa yang harus aku lakukan, Sara? Kenapa kamu semakin mempersulit keadaan kita bersama,” gumam Edwin sembari kembali menyesap minumanny