“Daddy ... daddy where you go? I want my daddy!” rengek Anna dalam isak tangisnya. Sejak bocah cantik itu terbangun dari tidurnya satu jam yang lalu, langsung mencari Edwin yang tidak ada di sisi ranjangnya. Kedua baby sitter yang mengurus Anna dan Ammar extra bekerja keras untuk menenangi bocah cantik itu. “Daddy ... daddy! I want my daddy,” teriak Anna, air matanya begitu deras menangisi Edwin seakan-akan dirinya ditinggal untuk selama-lamanya. Rumi tampak iba, lantas diusapnya dengan lembut punggung Anna, berharap tangisan nona mudanya mereda. “Mommy dan daddy sedang pergi sebentar. Nanti juga akan kembali ke sini. Non Anna jangan bersedih lagi ya,” pinta Rumi bernada lembut. Anna masih menangis menggeleng-geleng, tidak percaya dengan ucapan baby sitternya. “Marni, ngimana sudah