Rachel masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bryan yang entah muncul darimana sudah ada disampingnya dan membelanya dari Queen. Dan Rachel dapat melihat perubahan wajah Queen ketika Bryan mengatakan kata-kata yang tak kalah pedasnya pada Queen. Rachel melihat ekspresi Bryan yang menunjukkan ketidaksukaannya pada Queen. Ia bahkan memandang remeh pada Queen.
"Jangan sekali-kali anda bermain-main dengan Bryan Hanz kalau anda tak ingin menyesal dengan apa yang telah anda lakukan. Dan jangan pernah anda mendekati calon isteri saya kalau anda ga mau terluka." kata Bryan dengan wajah datarnya namun dengan penuh penekanan
Rachel bisa melihat Queen menahan amarahnya karena ucapan dari Bryan. Mungkin ia tak menyangka ternyata sekarang Rachel memiliki seseorang yang akan melindunginya. Bahkan dengan santainya Bryan bisa membuat seorang Queen kalah. Karena Queen dari dulu terkenal tak pernah mengenal kata kalah.
"Ayo sayang kita pulang aja." kata Bryan sambil menggenggam tangan Rachel
"Dasar cewek murahan. Baru aja ditinggal Radit sekarang udah dapat mangsa baru. Ternyata loe boleh juga. Apa ini yang orang tua loe ajarkan sama loe. Untuk menggaet pria kaya dan hidup berfoya-foya. Mungkin ini karma buat loe. Ibu loe mati dan sekarang ayah loe sekarat." kata Queen mengejek
Rachel sudah bersabar menahan semua cacian dari Queen, tapi untuk yang satu ini ia sudah kelewat batas. Rachel berbalik dan berjalan mendekat ke arah Queen.
Plakkkkk...
Sebuah tamparan mendarat di pipi Queen. Queen merasakan pipinya panas dan sakit karena merasakan tamparan yang kuat dari Rachel.
Iya Rachel menampar Queen. Karena ia sudah lagi tak bisa menahan amarahnya. Queen sudah benar-benar kelewatan. Karena berani-beraninya ia menghina Bunda dan ayahnya. Ia bisa menerima jika ia saja yang dihina tapi kalau sudah menyangkut bunda dan ayahnya Rachel benar-benar tidak bisa terima. Karena bagi Rachel kedua orang tuanya adalah orang paling penting bagi dirinya. Rachel rela melakukan apapun untuk kebahagian mereka berdua. Bahkan jika perlu ia rela mengorbankan dirinya demi kebahagian orang tuanya. Tapi dengan seenaknya Queen merendahkan kedua orang tuanya di depan umum seperti ini. Dan itu sudah sangat kelewatan bagi Rachel.
"Harusnya aku ngelakuin ini sejak dulu. Harusnya aku ga pernah biarin sikap kamu yang suka seenaknya sendiri sama aku. Dulu aku diam saja ketika kamu menindas aku di sekolah karena waktu itu aku ga mau membuat masalah di sekolah. Bahkan sampai detik ini aku tak pernah tahu kenapa begitu membenci aku padahal aku tak pernah buat masalah sama kamu. Rachel yang dulu pasti diam aja kalau kamu tindas. Tapi tidak dengan Rachel yang sekarang. Rachel yang sekarang tidak akan diam saja membiarkan kamu menindas aku lagi. Dan kali ini kamu sudah kelewatan Queen. Apa salah aku sehingga kamu benci sama aku. Kamu boleh hina aku sesuka hati kamu tapi kalau kamu udah menghina orang tuaku, aku ga bisa diam aja. Karena mereka sangat berarti buatku." kata Rachel penuh emosi
Tanpa terasa air mata sudah menetes dari mata indah Rachel. Ia benar-benar sudah tidak bisa menahan emosinya kali ini. Rachel sudah tak bisa menahan semua amarahnya dengan Queen selama ini. Ia sudah benar-benar lelah menerima perlakuan Queen.
Suasana pernikahan pun berubah karena melihat pertengkaran antara Rachel dan Queen. Air mata sudah menetes dari mata Rachel. Ia tak peduli banyak pasang mata yang melihat ke arahnya. Ia sudah ga bisa menerima perlakuan Queen kali ini. Queen sudah benar-benar kelewatan. Dengan seenaknya ia menghina Bunda dan Ayahnya. Dan itu ga akan bisa diterima oleh Rachel.
Sebuah tangan kekar memeluk Rachel. Rachel segera menerima pelukan Bryan. Ia membiarkan Bryan memeluknya karena ia membutuhkannya saat ini. Hatinya benar-benar sakit mendapat perlakuan seperti ini. Rachel pun menangis dalam pelukan Bryan. Ia sudah benar-benar capek dengan semua perlakuan Queen.
"Nona Queen anda salah memilih lawan. Saya sudah memperingatkan anda untuk tidak macam-macam dengan calon isteri saya.Tapi sepertinya anda tak mengerti ucapan saya. Jadi tunggu saja apa yang akan saya lakukan karena anda sudah membuat calon isteri saya menangis." kata Bryan dengan wajah yang sulit diartikan
"Ayo sayang kita pergi dari sini." kata Bryan sambil memeluk Rachel dan membawa keluar dari sini
Hati Bryan merasa sedih karena ia melihat Rachel menangis. Untuk pertama kalinya Bryan melihat sisi lain dari Rachel. Ia bisa semarah itu dan berbuat diluar batas.
"Bryan, aku minta maaf atas apa yang aku lakukan tadi. Aku pasti buat malu kamu disana. Sekali lagi aku minta maaf. Aku udah coba menahan semua hinaan dari Queen. Tapi ketika dia menghina Bunda dan Ayah aku ga bisa terima. Karena Bunda dan Ayah sangat berarti buatku. Dan aku ga akan ga akan biarin siapa pun menghina mereka." kata Rachel dengan mata yang udah sembab
Bryan menatap wanita yang dicintainya entah sejak kapan. Ia menghapus sisa air mata di mata indah Rachel. Ia pun memeluk Rachel memberikan rasa aman dan nyaman padanya.
"It's Ok sayang. Kamu tenang aja. Aku bisa ngerti kalau kamu pasti marah. Aku juga akan ngelakuin hal yang sama ketika ada yang menghina Daddy dan mama. Jadi jangan pernah bilang maaf lagi soal kejadian tadi. Kamu sudah benar melakukan hal tadi. Karena wanita itu pantas mendapatkannya sayang. Dan ingat kalau dia ganggu kamu lagi, kamu harus kasih tahu aku. Karena aku ga akan biarin kamu disakiti sama perempuan ga penting itu." kata Bryan sambil mengelus punggung Rachel
"Sekarang kamu istirahat aja dan lupain semuanya. Dan besok perasaan kamu bisa jauh lebih baik." kata Bryan sambil mengelus pipi Rachel
Rachel memang sudah berada di rumahnya.
"Bryan bisa kamu temanin aku disini sampai tidur? Aku butuh kamu disini. Aku masih sedikit takut." kata Rachel memohon."
Bryan pun menuruti permintaan Rachel. Ia pun menemani Rachel sampai ia tertidur. Bryan memperhatikan wajah damai Rachel. Sisa-sisa air mata masih tersisa di pipinya.
"Aku janji ga akan biarin siapapun nyakitin dan biarin kamu nangis seperti ini lagi sayang. Dan aku ga akan pernah biarin siapun mencelakakan kamu. Karena aku akan selalu ada disamping kamu buat lindungin kamu." kata Bryan berjanji
@ Bryan Office
"Apa kamu sudah mencari apa yang saya minta?" tanya Bryan
"Sudah Tuan saya sudah mendapatkan semua informasi yang anda minta."kata salah satu asistennya
"Namanya Queen Lolita Sanjaya. Dia anak dari Indra Sanjaya. Dan perusahaan orang tuanya sedang mengalami masalah keuangan yang parah. Dan perusahan Sanjaya sudah pernah meminta bantuan investasi kepada perusahaan kita. Ketika kita sudah memberikan investasi itu ternyata kondisi perusahaannya semakin jatuh. Karena perilaku anaknya yang selalu hidup mewah-mewah. Dan sekarang Indra Sanjaya masih terus mengajukan proposal lagi untuk meminta dana investasi untuk menyelesaikan masalah perusahaannya." kata sang asisten menjelaskan
"Ok, kamu bilang ke perusahaan Sanjaya bahwa kita menolak semua investasinya. Dan minta mereka segera mengembalikan semua uang yang pernah kita pinjamkan kepada mereka. Kalau mereka tidak bisa melunasinya sita semua aset yang mereka miliki untuk melunasi semuanya." perintah Bryan
"Baik Tuan akan saya sampaikan semua masalah ini dengan Indra Sanjaya." kata sang asisten patuh
"Queen Lolita Sanjaya kamu terima akibatnya karena sudah membuat wanitaku bersedih. Karena Bryan Hanz tak akan pernah mengingkari ucapan yang ia utarakan. Jadi jangan pernah bermain-main dengan Bryan Hanz." kata Bryan dengan senyum devilnya