Rachel baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Dan menemani Leon yang belum di jemput oleh mamanya. Hingga akhirnya Leon dijemput oleh sang mama dan tugas Rachel hari ini selesai juga. Setelah memeriksa semua pekerjaan di sekolah, Rachel pun bergegas akan pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan ayahnya.
Rachel terus saja berpikir bagaimana ia bisa mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ayahnya. Ia tak memiliki uang sebanyak itu untuk biaya rumah sakit. Rachel terus saja berpikir sampai-sampai ia tak sadar angkot yang membawanya sudah berhenti di depan rumah sakit.
Rachel berjalan menuju kamar ayahnya membawa beberapa makanan yang ia beli di depan rumah sakit.
Rachel berdiri di depan pintu kamar ayahnya dan ia mendengar ayahnya sedang berbicara pada seseorang. Rachel pun segera masuk dan mendapati ada seorang laki-laki dan perempuan yang usianya kira-kira sama dengan ayahnya.
"Ayah...." panggil Rachel
"Rara sini." Panggil sang ayah meminta Rachel untuk mendekat
Rachel pun mendekat ke arah ayahnya setelah menaruh beberapa makanan yang dibelinya. Dan memperhatikan dua orang yang ada dihadapannya.
"Rara, kenalin ini sahabat ayah dan ibu namanya Om Harry dan Tante Bella. Mereka berdua adalah sahabat ayah dan ibu dari masa kuliah. Dan setelah beberapa lama tidak bertemu akhirnya kita bertemu lagi. Dan setelah Om Harry dan Tante Bella keberadaan Ayah, mereka langsung datang kesini." Kata sang ayah menjelaskan
Rachel pun menyalami dua orang sahabat ayahnya itu. Rachel merasa ayah dan ibunya sangat dekat dengan Om Harry dan Tante Bella. Itu terlihat dari cara sang ayah memperkenalkan mereka pada dirinya.
"Rachel Tante Om. Tapi Om dan Tante bisa panggil aku Rara aja." Kata Rachel memperkenalkan diri
"Ya ampun kamu mirip sekali dengan Rima." kata Tante Bella tidak percaya
Rima adalah nama ibu Rachel. Beliau sudah pergi meninggalkan Rachel dan ayahnya ketika Rachel masih berumur 10 tahun. Sang ibu meninggal akibat sakit yang dideritanya.
"Kamu benar banget Bel, Rara ini memang mirip banget dengan Rima bahkan cerewetnya 100% mirip Rima. Aku juga heran biasanya anak perempuan akan mirip dengan sang ayahnya tapi Rara berbeda ia begitu mirip sekali dengan Rima." kata sang Ayah bercanda
"Ih Ayah apaan sih. Rara ga cerewet. Rara cerewet kalau ayah bandel. Jadi Rara harus cerewetin Ayah biar nurut apa kata dokter." kata Rachel malu
Dan seketika itu suasana ruang perawatan sang ayah jadi hangat dan rileks. Apalagi terdengar gelak tawa dari sang ayah, Om Harry, dan Tante Bella. Mereka seperti menjadi muda lagi.
Bahkan beberapa detik kemudian ketiga sahabat itu sudah tenggelam dengan kenangan masa muda mereka dulu. Mereka saling bercerita satu sama lain. Dari membahas hal yang sepele hingga hal yang berat.
Hingga suasana yang tadinya hangat tiba-tiba serius. Tampak Om Harry ingin menyampaikan sesuatu yang penting pada ayahnya.
"Rangga, sudah lama sekali aku nyariin keberadaan kamu dan Rima. Aku bahkan ga tahu kalau Rima udah meninggal dalam kurun waktu yang lama. Bahkan aku udah meminta beberapa bawahanku untuk mencari keberadaan kalian tapi tetap saja hasilnya nihil. Hingga akhirnya kami bisa menemukan kalian disini. Sebenarnya alasan aku mencari kamu adalah untuk berterima kasih atas semua hal yang telah kamu dan Rima lakukan ketika dulu aku sedang dalam masa susah kalian mau membantu aku. Bahkan kamu mau menampung aku dan Bella di rumah kalian ketika aku sedang bangkrut saat itu. Dan berkat bantuan kamu dan Rima aku bisa menjadi orang yang sukses seperti saat ini." Kata Om Harry bercerita
"Hehhh.. Har kamu ini ngomong apa. Sudah seharusnya ketika sahabat kita sedang mengalami kesusahan kita wajib untuk membantunya. Dan aku dan Rima ga pernah terbersit sedikitpun untuk meminta balasan apapun sama kamu. Kami berdua ikut bahagia jika sahabat kami bisa mendapatkan kesuksesan. Bagi kami melihat orang disekitar kami sukses atau bahagia itu sudah lebih dari cukup." Jawab Rangga ayah Rachel
Rachel yang mendengar perkataan sang ayah hanya bisa tersenyum dan bangga. Ia merasa sangat beruntung menjadi anak dari ayah dan ibunya. Walaupun mereka hidup sederhana tapi tak pernah terbersit di dalam pikiran kedua orang tuanya kalau kehidupan mereka susah. Ayah dan ibunya selalu mengajarkan kepada Rachel untuk selalu bersyukur dengan segala hal yang kita alami. Karena kita harus percaya Tuhan pasti akan memberikan kebahagian yang tak akan pernah habis suatu hari nanti. Dan pesan itu selalu Rachel ingat terus.
"Tapi tetap aja keluarga kami berhutang Budi sama kamu dan Rima. Jadi untuk membalas semua kebaikan kamu dan Rima, aku dan Bella berencana untuk meminang Rachel putri kamu menjadi menantu kami. Kami ingin Rachel dan Bryan anak sulung kami menikah." kata Om Harry serius
"Apa?" Kata Rachel kaget
Terlihat raut kaget baik dari Rangga Darmawan sang ayah dan juga Rachel. Mereka tak menyangka mendengar berita seperti ini. Bayangkan setelah beberapa tahun tak bertemu tiba-tiba ada orang yang melamar Rachel untuk dijadikan menantu di keluarga mereka. Baik Rangga dan Rachel sama-sama tidak percaya dengan hal ini.
Terutama Rachel yang tidak tahu apa-apa tentang semua ini tiba-tiba dilamar untuk dijadikan menantu di keluarga mereka. Bahkan Rachel sendiri tak mengenal siapa anak mereka.
"Har, jangan bercanda. Mana mungkin keluarga Hanz mau menerima menantu yang jauh dari level kalian. Apalagi Rachel belum mengenal siapa anak kalian. Lebih baik kalian pikirkan lagi tentang lamaran ini. Aku dan Rima sungguh tak meminta imbalan apapun atas bantuan kami dulu. Jadi kalian jangan terlalu memikirkan masalah ini." kata Rangga ayah Rachel bijaksana
"Rangga, stop bilang seperti itu. Kita sahabatan dan dalam persahabatan tidak ada yang namanya level-levelan. Tapi bagi kami bantuan kamu dan Rima dulu sungguh sangat berarti bagi kami. Jika waktu itu kalian tak membantu kami mungkin kita tidak akan seperti ini. Dan apa yang kami miliki saat ini tidak dapat kami miliki jika kamu dan Rima tak membantu. Apalagi kita sudah bersahabat lama. Kami cuma ingin persahabatan kita yang sudah kita jalin lama berubah menjadi keluarga dengan adanya pernikahan anak-anak kita. Apa kamu lupa janji kita dulu. Ketika anak-anak kita sudah dewasa maka kita akan menikahkan mereka." kata Om Harr mencoba membujuk Rangga sang sahabat
Sedangkan Rachel masih terpaku tak percaya bahwa ayahnya dan om Harry ini sudah melakukan perjodohan bahkan sebelum dirinya lahir. Ia masih belum bisa mencerna ini semua. Ia hanya bisa mendengarkan apa yang mereka bicarakan tanpa sedikitpun membantah ataupun mengiyakan. Ia masih terlalu shock dengan peristiwa yang baru dihadapi saat ini.
"Om.... Tante....Terima kasih sudah nganterin Rara pulang ke rumah." kata Rachel sopan
Om Harry dan Tante Bella memang yang menawarkan diri untuk mengantar Rachel pulang.
"Sama-sama sayang. Tante harap kamu menerima perjodohan ini. Karena Tante sangat suka kalau kamu jadi menantu Tante. Kamu akan jadi anak perempuan kesayangan Tante nanti." kata Tante Bella sambil memeluk Rachel
Rachel masih belum bisa berpikir. Ia terlalu shock dengan semua ini. Setelah Om Harry dan Tante Bella pulang, Rachel langsung masuk ke rumah. Ia pun bergegas membersihkan diri. Hingga tanpa sadar ia tertidur setelah mandi . Karena ia terlalu lelah baik badan dan juga pikirannya. Ia merasa beban hidupnya bertambah. Apalagi ditambah dengan lamaran yang tiba-tiba dari sahabat sang ayah.
Dan Rachel sempat memeriksa siapa Om Harry dan Tante Rachel ternyata mereka salah satu konglomerat di negeri ini. Mereka memiliki banyak bisnis yang berkembang pesat.
Dan bagaimana jadinya bila seorang Rachel Darmawan yang hanya guru TK menjadi menantu dari keluarga konglomerat di negeri ini?
Hanya waktu yang bisa menjawab semuanya.