Menyiapkan Hati.

1062 Words

Matahari baru saja menyembul di ufuk timur ketika Arafah keluar dari kamar mandi, rambutnya masih setengah basah, dan dia menemukan Bima sudah siap dengan seragam militernya. Tampilan pria dewasa berusia matang itu selalu membuat Arafah terpesona. Bima yang gagah dengan setelan dinasnya, postur tegapnya, dan sorot matanya yang tegas membuatnya tampak sangat berwibawa. Sejenak, Arafah hanya berdiri di ambang pintu, mengagumi pria yang sudah menjadi suaminya itu. Kekaguman Arafah buyar ketika tiba-tiba Bima berucap, "Ayo kita pergi ke rumah orang tua saya." Arafah terbelalak. "Apa?" "Hari ini, kita ke rumah keluarga Mas, Rafah," ulang Bima kembali menegaskan. Arafah mematung di tempat, tidak yakin apakah dia baru saja salah dengar atau memang Bima baru saja menjatuhkan bom pernyataan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD