Bima duduk di ruang kerja sembari terus menatap tiket pesawat tujuan Turki yang sudah dia genggam sedari tadi. Jemarinya mengepal di atas kertas seolah berharap benda mati itu bisa membawanya langsung ke Arafah tanpa harus melalui semua kesulitan yang ada. Napas lelaki berparas tampan itu lebih berat dari biasa, dadanya sesak. Bima sudah menyiapkan segalanya. Tapi meski begitu, entah mengapa seolah ada sesuatu yang menariknya kembali—ke neraka yang dia tinggalkan sejak Arafah pergi. Dan neraka itu datang dalam bentuk Kirana. "Kamu nggak boleh pergi." "Jangan pernah berpikir tinggalin aku sendiri." "Aku nggak ijinin kamu pergi, Bima. Aku serius!" Suara wanita yang usianya lebih muda dari Bima itu terdengar tajam, hampir seperti perintah dan bentakan. Kirana berdiri di ambang pintu den