Dipeluk Keheningan.

1193 Words

Rumah Bima ramai. Semarak. Persiapan pernikahannya berjalan tanpa cela, segalanya hampir selesai dan segera difinalkan. Tapi di balik itu semua, hati Bima kosong, satu–satunya yang tidak bahagia menyambut pernikahan ini adalah dirinya. Lelaki dengan kemeja hitam itu duduk di sudut ruangan, kepalanya tertunduk. Di sekeliling, orang-orang sibuk berbincang, tertawa, dan memberi selamat. "Selamat, Bim." Seorang rekan dari militer menepuk pundaknya. "Akhirnya nikah juga. Ikut senang aku lihat kau banyak kemajuan begini." Bima hanya mengangguk tanpa ekspresi. Entah kemajuan apa yang rekannya ini maksudkan. "Kirana wanita yang baik. Sangat cocok dan serasi untuk kau," lanjut pria berseragam militer tersebut. "Lebih dari itu, dia ponakan petinggi. Kariermu pasti naik. Astaga, iri aku. Indah se

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD