Belajar Menerima Takdir.

1066 Words

"Selamat, Pak. Istri Anda hamil. Nyonya Kirana saat ini tengah mengandung." Sejenak dunia terasa berhenti. Suara-suara di lorong memudar. Napas Bima tercekat, matanya menatap dokter itu tanpa berkedip. Hamil? Bima mengulang kata yang diucap dokter sesaat lalu dalam pikirannya. Berita itu seharusnya membahagiakan. Sebuah kabar yang—bagi pasangan suami istri pada umumnya—akan menjadi anugerah tak tergantikan. Tapi di d**a Bima, tidak ada gemuruh bahagia. Yang ada hanyalah ruang kosong yang semakin melebar. Bima kaget, tentu saja. Dalam diamnya ada resah sebab ini bukan berita yang dia nantikan. Hatinya membeku, seolah terdapat lapisan tipis es yang menyelimuti segala getar rasa. Sebab dia tahu, hal ini akan menyakiti Kirana, lagi. "Kondisinya sehat, tapi kandungannya masih sangat muda.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD