18. Lelaki Misterius Penunggang Morgan

1677 Words

Elena duduk melamun di halaman belakang, merenungi nasibnya yang bak roller coaster. Beberapa kali dia yang terisak, menghapus air mata yang meluruh. Suara ketukan tongkat kayu eyang yang beradu lantai, membuat Elena coba menyembunyikan tangisnya. Tapi percuma saja karena eyang sudah tahu. “Apa yang kamu tangisi nduk?” Tanya eyang dengan suara pelan. Melihat satu-satunya penerus darahnya menangis pilu, membuat eyang bisa merasakan kesedihan Elena. Elena tidak berkata apapun, dia hanya menggeleng saja. Tidak mau menambah beban eyang yang dia tahu lebih berat darinya. Eyang memeluk Elena dari belakang, kemudian menarik kursi taman untuk bisa duduk di sebelah Elena. “Maaf ya nduk, eyang juga tidak menyangka begini jadinya. Biarkan para penegak hukum yang mengurusi hal ini. Jika Zack terb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD