Ketika diam menjadi jawaban

1417 Words

Pagi itu, suasana di lantai delapan terasa lebih dingin dari biasanya. Langkah sepatu Sebastian bergema di sepanjang koridor, tegas dan berat. Begitu sampai di depan ruangan Boby, ia tidak ragu mengetuk pintu keras sekali, lalu langsung membukanya tanpa menunggu jawaban. Di dalam, Boby sedang berdiri di dekat jendela besar, menikmati pemandangan kota dengan secangkir kopi di tangan. Ia menoleh perlahan, menatap Sebastian dengan senyum samar yang membuat darah di kepala Sebastian langsung naik. “Sebastian,” sapanya datar, tapi ada nada mengejek yang halus di balik suaranya. “Sebuah kejutan kau datang pagi-pagi begini. Hebat, kau bisa langsung masuk ke ruangan ini. Pasti Celine yang sudah membantumu, bukan?” Sebastian menutup pintu pelan, tapi tekanannya kuat, suara klik kunci yang berput

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD