Melupakan suatu hal

1161 Words
"Perhatikan aku baik-baik sekarang! Apakah kamu sudah pernah bertemu dengan ku?" tanya Valenia yang membuat Sebastian akhirnya menatap wajah gadis cantik di hadapannya. Alis mata Sebastian sampai bertaut karena mencoba berpikir apakah dia sudah pernah bertemu dengan Valenia. Tampak mata lebar dengan bulu mata lentik yang kini menatap ke arahnya dengan berani, hidung mancung dan bibir yang menggoda dengan lipstik yang berwarna merah maroon, membuat Valenia terlihat semakin sek~si. Tetapi Sebastian sama sekali tidak tertarik, perempuan seperti Valenia bukan tipenya. Sebastian menyukai perempuan polos yang lembut dan ramah, pemalu juga tidak masalah, asal jangan seperti Valenia yang kini berada di hadapannya. "Aku rasa kita tidak pernah bertemu sama sekali nona Valenia, ini adalah hari pertama kalinya kita bertemu," ujar Sebastian akhirnya sambil menggelengkan kepalanya. "Baiklah, kalau kamu berkata kita tidak pernah bertemu, berarti kita memang sama sekali tidak pernah bertemu. Mungkin aku yang salah mengenal mu, atau mungkin juga wajah mu yang terlalu umum sehingga aku sudah terbiasa melihat wajah seperti mu sehingga aku merasa familiar," ujar Valenia menghela nafas. Apa? Wajah seperti aku dibilang wajah umum? pikir Sebastian dalam hati tidak terima. Justru wajah miliknya selalu dipuja para perempuan, tetapi bisa-bisanya Valenia berkata wajahnya wajah terlalu umum, namun kin dia sedang menyaru menjadi seorang bodyguard, terpaksa dia harus diam dan tidak banyak protes. "Tugas mu adalah menjaga ku setiap aku pergi keluar! Nanti aku akan meminta pelayan ku di mansion untuk menyiapkan kamar untuk mu juga. Baru-baru ini ada orang yang hendak mencelakakan aku. Aku tidak mau mati muda, banyak hal yang belum kulakukan. Bahkan aku belum menikah walaupun sudah punya tunangan. Aku membayar mahal kamu karena aku ingin nyawa ku terjamin. Kalau sampai aku mati, beberapa orang di sekitar ku akan menerima uang asuransi yang besar," ujar Valenia tanpa sadar mengeluarkan unek-uneknya. "Aku akan menjaga nona Valenia seaman mungkin dan saya akan berusaha melindungi nona sebaik mungkin dari bahaya, hanya itu yang bisa saya janjikan," sahut Sebastian. "Bagus! Memang hanya itu yang aku butuhkan. Aku juga tahu yang namanya hidup seseorang tidak bisa ditebak, tetapi tidak ada salahnya juga aku menjaga kemungkinan buruk yang terjadi," ujar Valenia. "Apakah keluarga nona tidak ada yang keberatan jika saya tinggal di Mansion nona?" tanya Sebastian mulai menyelidiki, sebetulnya Sebastian ingin sekali menyelidiki tentang Amelia, tetapi dia harus lebih berhati-hati, karena Sebastian bisa melihat kalau Valenia adalah perempuan yang cukup cerdas dan licik. Tujuannya menjadi bodyguard Valenia tentu tidak boleh sampai ketahuan oleh Valenia. "Soal itu kamu jangan khawatir, bahkan aku mau memakai sepuluh bodyguard pun tidak ada yang bisa melarang ku. Sudah aku bilang kalau saat ini yang terpenting bagi ku adalah menjaga keamanan ku sendiri, agar aku bisa hidup lebih lama. Tidak ada orang di sekitar ku yang bisa aku percaya selain Celine. Aku berharap selanjutnya kamulah yang akan menjadi orang kepercayaan ku, Sebastian!" ujar Valenia yang kembali mengarahkan pandangannya ke wajah Sebastian, seakan hendak menilai Sebastian. "Ingat! Jangan coba-coba mengkhianati aku, aku paling benci seorang pengkhianat. Tidak ada kata ampun buat seorang pengkhianat di kamus ku. Kalau kamu mau aku sayang pada mu, belajarlah untuk menjadi setia sebagai Bodyguard ku, mengerti?" tanya Valenia memperingati. "Jangan khawatir nona, keselamatan nona kini menjadi prioritas utama ku. Tapi kalau soal disayang, saya tidak perlu disayang nona, nona cukup berlaku adil saja," sahut Sebastian. "Ha..ha..ha.., untuk apa kamu begitu khawatir mendengar kata sayang, padahal bukankah kamu belum punya pasangan. Tidak akan ada yang cemburu pada mu walaupun aku sayang pada mu!" ujar Valenia terbahak, membuat Sebastian kali ini memilih diam saja. Kalau terus membalas ucapan Valenia tidak akan habisnya. Yang ada perkataan Valenia selalu membuat dia kesal, sementara dia tidak bisa membalas perkataan Valenia karena statusnya saat ini. Sebastian harus beberapa kali mengingatkan pada dirinya sendiri kalau dia kini hanya seorang bodyguard di tempat ini, bukan seorang pemimpin yang bisa memerintah dengan seenaknya, yang ada kini dia yang malah diperintah seorang perempuan. Tetapi demi gadis pujaannya Amelia, dia akan melakukan semua itu! ************ Suasana hati yang buruk membuat Boby akhirnya menuju ke mansion keluarga Valenia. Tentu bukan untuk menjumpai Valenia, tujuannya untuk menjumpai Amelia. Saat seperti ini Valenia masih berada di perusahaan, jadi aman bagi Boby untuk datang menjumpai Amelia. Amelia sendiri lebih banyak berada di rumah. Amelia memiliki kegiatan yang berbeda jauh dengan Valenia, berbeda dengan Valenia yang sudah harus memimpin perusahaan di usia muda, untung saja Valenia sudah lulus S-1saat ibunya mewariskan perusahaannya ke Valenia. Amelia memiliki banyak kegiatan seperti anak gadis keluarga kaya lainnya. Amelia pintar menari, pintar bermain piano. Menurut Boby semua yang dilakukan Amelia memperlihatkan kalau Amelia adalah perempuan yang anggun, lembut dan berkelas, sungguh berbeda dengan Valenia yang kasar dan selalu menggunakan kedudukannya untuk menekan orang. Amelia juga gadis yang manja, tidak seperti Valenia yang sok kuat. Hal itulah yang membuat para pria rasanya ingin melindungi Amelia yang lemah bagaikan seekor kelinci. Tampak Amelia yang menyambut kedatangan Boby dengan senyum ramah. "Kak Boby datang di waktu yang tidak tepat.Saat seperti ini sudah pasti kak Valen tidak ada di Mansion," ujar Amelia menyambut kedatangan Boby. Padahal dalam hati Amelia tersenyum senang karena dia sudah tahu kalau Boby sengaja datang untuk menjumpainya, tidak mungkin Boby datang di jam seperti ini kalau untuk menemui Valenia. Amelia selalu merasa senang setiap dia bisa menang daripada Valenia, apalagi berhasil memenangi hati tunangan Valenia. "Ada suatu hal yang ingin aku katakan pada mu Amelia! Kamu pasti sudah tahu kalau aku datang untuk mencari mu, bukan Valen!" ujar Boby dengan serius dan langsung menarik pergelangan tangan Amelia menuju ke samping halaman. Perbuatan yang sempat terlihat oleh kepala pelayan di mansion itu. "Jaga sikap kak Boby, jangan asal bertindak! Aku tidak mau dicap sebagai perempuan yang sudah merebut tunangan kakak ku!" ujar Amelia yang langsung menarik tangannya agar terlepas dari cengkraman Boby. Dan satu lagi sikap Amelia yang disukai para pria dan merasa tertantang, yaitu bersikap seperti jinak-jinak merpati. "Untuk apa kamu begitu takut dengan perempuan itu? sudah aku bilang kalau aku lebih suka pada mu dari pada perempuan itu. Hanya saja saat ini aku masih membutuhkan perempuan itu untuk mendapatkan warisan ku. Kalau tidak, aku sudah pasti putus dengan Valenia. Saat ini aku datang untuk bilang pada mu kalau aku akan menjaga jarak dengan mu dulu, karena Valenia sudah tahu hubungan kita," ujar Boby menatap rindu ke arah Amelia. Kalau bukan takut kelihatan, sudah pasti dia akan memeluk Amelia. "Kak Boby, kita tidak pernah memiliki hubungan apapun! Untuk apa kak Boby minta ijin untuk menjaga jarak dengan ku?" tanya Amelia tersenyum tenang. Sedikit pun Amelia tidak tertarik dengan Boby, Amelia memang selalu bersikap jinak-jinak merpati di hadapan Boby, terlihat seperti tertarik juga dengan Boby, tetapi semua itu hanya untuk menunjukkan kalau dia selalu memenangi Valenia dalam segala hal. Tetapi Boby bukan pria idamannya, Boby tidak bisa apa-apa, hanya pewaris yang menunggu warisan saja. Amelia menginginkan seorang pria kaya yang mapan dan pintar berbisnis, agar hidupnya kelak terjamin. Kalau perlu terkaya di kota mereka, kalau tidak untuk apa selama ini dia selalu menjaga sikapnya, berlatih keras agar terlihat cocok bersanding dengan pria dari keluarga konglomerat? Bersambung...............
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD