Sebelum terlambat

1512 Words

Sebenarnya, nada lembut dan cara Sebastian menatap perutnya sempat membuat hati Valenia mencair. Ada seberkas kehangatan yang menelusup lembut di dadanya. Namun, rasa itu hanya bertahan sebentar. Karena di balik pemandangan manis itu, suara sang ayah kembali bergema dalam kepalanya: “Kamu pikir dia datang padamu karena cinta? Tidak, Valen. Semua ini karena rasa bersalah. Dia takut kamu menggugurkan kandungan mu” Kata-kata itu berputar-putar, menusuk setiap sudut pikirannya, membuat napasnya terasa berat. Seketika, semangat yang tadi sempat tumbuh di dalam dirinya, semangat untuk menemui kedua orang tua Sebastian, lenyap begitu saja. Padahal, sebelumnya Valenia begitu bersemangat. Sebastian sering bercerita tentang ayah dan ibunya; tentang bagaimana cinta mereka begitu kuat hingga san

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD