Setelah menghubungi keluarganya dan mereka baik-baik saja, Wina beralih menelfon Rena. Rindu dengan sahabatnya itu tak bisa di pungkiri lagi. Sangat rindu. Panggilannya tersambung, tinggal menunggu Rena mengangkatnya. "Hallo?" Suara diseberang sana mulai menyapa. "Ren, apa kabar denganmu? Aku merindukanmu. Kapan kau kembali mengunjungiku?" semprot Wina sambil mengguncang- guncangkan kedua kakinya diatas tempat tidur. "Aku harus menyelesaikan banyak tugas kuliah. Mungkin tiga bulan yang akan datang aku bisa menemuimu lagi, Win." Rena berucap lirih seperti sedih. "Itu waktu yang sangat lama." "Win, apa kau tidak merindukan Yudha? Dia menunggumu." Nama itu kembali disebut oleh Rena, membuat Wina seketika terdiam dengan fikiran yang dipenuhi oleh gambar-gambar wajah lelaki yan