111

1477 Words

POV Author Nana meletakkan rantang susun yang dibawanya ke atas hamparan daun-daun karet kering, lalu menatap ke arah Deni dan Yoga bergantian. Keduanya sama-sama tengah menderes. Bedanya, kalau Deni tampak ceria, Yoga terlihat murung. Sesekali ia membuang napas berat, seolah tengah mengeluarkan beban mengganjal di dadanya. "Mas, makan duluu!" Serunya. Deni langsung menyudahi aktifitasnya, sementara Yoga sama sekali tak menoleh. Nana mendekat. "Makan dulu." “Aku sudah makan tadi,” sahutnya datar. Nana menggelengkan kepala saat Yoga berjalan menuju plimer. Ia memperhatikan setiap langkah lelaki itu. Mencoba mengerti situasinya. Nana tahu pasti ia sedang sangat khawatir dengan anak-anaknya. Ia sudah meminta bantuan Redi, namun, belum ada kabar apa pun. Mungkin sebaiknya, aku menghiburn

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD