44

1776 Words

Ayaaah!" Teriak Farhan saat kami turun dari mobil. Anak lelakiku itu langsung berlari ke arah Mas Zain yang merentangkan tangan lebar-lebar menyambut Farhan di halaman rumah yang Neni tinggali. Farhan memeluknya. Mas Zain melepas pelukannya lalu melangkah ke arahku yang tengah membuka pintu mobil, berniat menggendong Caca. "Biar aku saja yang gendong." "Makasih, Mas," sahutku sambil memperhatikannya. Mas Zain terlihat lebih gagah dengan rambut dipotong pendek seperti itu. Mas Zain memandangku dengan kening berkerut. Mungkin ia heran terus diperhatikan. "Kenapa?" tanyanya saat tatapan kami bertemu. Aku menggelengkan kepala. "Aku suka kamu berambut pendek seperti itu, Mas. Gak berantakan dan rapi," kataku sambil melangkah ke rumah Neni dan mengetuknya. Tak lama, pintu mengayun membuka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD