POV Cinta Aku terus memandangi Mas Zain yang merebah di lantai, ia tidak tidur, tapi terus menatap langit-langit ruangan. Matanya sesekali mengerjap, ia tampak begitu frustrasi. Aku sengaja menarik napas panjang-panjang agar ia mendengar. Dan benar saja, ia langsung menoleh ke arahku, tapi tak mengatakan apa pun. Kalau begini terus, sudah bisa dipastikan sepanjang malam kami hanya akan diam-diaman. Itu hanya membuat lebih tegang. Lebih baik, aku menurunkan ego dan kembali meminta maaf. Lagian mau aku menjelaskan dengan detail pun, Mas Zain tak akan pernah mau tahu karena ia sepertinya sudah benar-benar kecewa dan salah paham. "Mas." Aku melangkah pelan mendekatinya. Ia tak mengatakan apa pun saat aku mengusap lembut punggungnya. "Waktu itu, aku memang sangat kesal padamu yang tiba-tiba