Pengaturan Baru

1733 Words
Ursulla merebahkan diri ke ranjang, meluruskan punggungnya yang serasa remuk. Hari ini dia pulang larut dan pasti akan terus pulang sangat larut dan bahkan bisa dikatakan bekerja hampir 24 jam. Semua itu gara - gara Mr. R. Menyebalkan. Belum lagi ketika pulang dirinya dihadang oleh beberapa karyawan lain dan dicerca banyak pertanyaan seputar Mr. R karena banyak yang sangat penasaran seperti apa tamu VVIP tersebut. Tapi Ursulla terpaksa berbohong dan menyembunyikan identitas tuan R sesuai perintah direktur Hito. Beliau mengatakan hanya karyawan khusus yang melayani tuan R saja yang diharuskan tahu mengingat tamu VVIP butuh privasi dan bila Ursulla membuka mulut maka tamatlah riwayatnya untuk bekerja. Tamu VVIP itu benar-benar membuat Ursulla kewalahan. Ursulla tak habis pikir bahwa pekerjaannya sebagai bluter akan seberat ini. Baru kali pertama bekerja saja orang itu sudah seakan mengerjainya, sayang sekali wajahnya sangat tampan namun sikapnya benar-benar membuat jengkel. Huuh... Tapi tak apalah, setidaknya tuan R bukan konglomerat tua m***m seperti yang sempat ia duga. Tapi~ entah kenapa sejak ia bertatap langsung dengan tuan R ada getaran aneh yang menggelayar di bagian dalam tubuhnya. *** Tuan R menatap nyalang ke langit-langit kamar. Kedua tangannya bertumpu di bawah kepala. Ia mengernyit dengan ekspresi tak terbaca. Benaknya menerawang ke masa itu, ketika dirinya pertama kali bertemu Ursulla perempuan yang berhasil membuatnya dijelajahi perasaan asing. Selama ini... dirinya selalu berkutat dalam pekerjaan, urusan asmara tak penting buatnya. Dia hanya menganggap wanita sambil lalu. Dan, bukankah gadis itu yang terlihat seakan mengenalnya. Bahkan tuan R masih ingat bagaimana cara gadis itu menatapnya dulu. Dia, Ursulla seakan mengejar mobil yang ia tumpangi bersama pengawalnya waktu itu. Dan tatapan matanya membuat jantung tuan R bergetar. Tuan R sudah sempat mengenyahkan pikiran tentang wanita itu. Namun, tidak pernah ia sangka bahwa tuan R akan bertemu kembali dengannya. Di bandara, ketika tuan R terpaksa menunggu delay, seorang gadis mungil nan cantik berjalan menenteng koper, masih diingatnya ekspresi gadis itu yang terlihat kerepotan. Sejak saat itulah ia selalu memikirkannya. Mimpi-mimpinya selalu berkaitan dengan wanita itu. Seolah ada benang merah yang menjalin diantara mereka. Sudut bibir tuan R terangkat mengingat peristiwa itu. Seakan bayangan gadis itu tak pernah lepas, ia sengaja mencari informasi tentangnya. Alhasil tuan R akhirnya berada di sini, di CBO hotel menjadi tamu VVIP untuk menemui Ursulla. Meskipun sebenarnya ada tujuan lain mengapa ia datang ke hotel ini. Dan sekarang, Ursulla tak mengingatnya. Tidak bisa dibiarkan. Sial.... "Aku harus melakukan sesuatu." Tuan R meraih ponselnya yang terletak di sebelah ranjang. Kemudian memencet nomer yang sudah dikenalnya. "Direktur, sekali lagi lakukan sesuatu untukku!" **** Ursulla berjalan menuju meja makan. Jam menunjukkan pukul 8 pagi. Rambutnya masih acak-acakan dengan piyama tidur yang masih melekat di tubuh mungilnya. Ia sengaja bangun siang untuk menikmati tidur nyenyaknya, hari ini ia mendapat jadwal sift siang. Rupanya ibu sudah menunggu untuk sarapan. Ursulla menarik kursi kemudian duduk dengan nyaman di sana. Sang ibu tiba-tiba memusatkan perhatian pada anak gadisnya, menatap dengan pandangan serius. "Sulla, ada yang mau ibu bicarakan." "Ya, apa ibu?" Sang ibu menegakkan punggung lalu sedikit demi sedikit ia mulai menyampaikan maksud dari perkataannya. "Menikah?" Ursulla membelalak, baru hendak menyantap makanan yang tersaji di meja makan, sang ibu sudah membuka pembicaraan di pagi hari yang membuat perutnya mual. Sang ibu mengangguk mantab. Ursulla memutar bola mata malas, "Ayolah sudah berapa kali aku bilang, aku pasti menemukan pasangan dan aku tak mau dijodohkan. Aku akan mencari sendiri ibu." "Oke... Carilah sendiri tapi secepatnya. Kau tahu, kemarin para renternir itu datang menagih hutang ayahmu yang menumpuk kemudian ia melihat fotomu. Kau tau apa yang ia katakan?" Ursulla mengernyit tak tahu. "Ia akan menganggap semua hutang lunas jika kau mau menikah dengannya." Mendengar itu, Ursulla langsung menyemburkan makanan yang hampir ia telan. "Apa?" Sungguh tak bisa dipercaya, kemudian manik gelapnya menyimpit, "Lalu apa yang ibu lakukan?" "Tentu saja ibu menolak." Ursulla tersenyum lega, biasanya ketika berurusan dengan uang atau pria kaya mata ibunya langsung bersinar. Namun senyumannya tak bertahan lama ketika sang ibu mengimbuhkan. "Hanya sementara, jika kau tak segera punya kekasih maka ibu terpaksa menerima lamaran renternir itu." Sang ibu menyeringai puas menatap reaksi anaknya. Ursulla menggeleng tak percaya, "Ibu tak setega itu kan menjual anakmu sendiri?" Ibu mencebik dengan enteng menjawab, "Tentu saja ibu tak tega, tapi kalau terpaksa ibu pasti akan melakukannya." Lalu sang ibu memajukan wajahnya memberi tatapan intimidasi, "Maka dari itu sebelum semua terjadi, kau harus segera memperkenalkan kekasihmu." "Aku akan segera membayar hutang-hutang ayah." Sang ibu mengangkat sebelah alis, "Hutang ayahmu berikut bunganya sangat banyak Sulla. Apa kau sanggup?" Ursulla meneguk ludah, lalu ekspresi nya berubah meyakinkan, "Aku pasti akan segera membayarnya, ibu tahu kan sekarang aku bekerja di hotel bintang lima yang terkenal itu." Ucapnya penuh kebanggaan. "Nah.... Kalau kau bekerja di hotel terkenal pasti di sana banyak pegawai maupun orang-orang kaya. Setidaknya kau bisa menjerat salah satu dari mereka." Mendengar kalimat itu Ursulla mendungus muak, "Tenang saja ibu, aku pasti akan mendapat kekasih." **** Dengan buru-buru Ursulla berjalan ke lobby hotel, hendak masuk ke ruang khusus karyawan menganti pakaian yang dikenakannya. Ya, di hotel memang disediakan ruang ganti bagi para karyawan. Saat hendak masuk, sebuah suara memanggilnya. "Sulla." Ursulla menoleh lalu tersenyum, "Ya Gunia." "Sift siang?" Ursulla mengangguk. "Bagaimana kerjamu kemarin? Lancar?" "Cukup lancar Gunia." Lalu Gunia sedikit mengedarkan pandang, kemudian mendekat ke arah Ursulla dengan tatapan penasaran. "Ursulla katakan seperti apa tuan R, aku sangat penasaran? Tanyanya setengah berbisik. "Please!" Gunia menatap Ursulla dengan tatapan kucing penuh permohonan Ursulla meneguk ludah, ia diwajibkan tak membocorkan identitas tuan R. Tapi temannya ini begitu penasaran dan permohonan Gunia membuat Ursulla tak tega. Apalagi Gunia sangat baik padanya. Gunia adalah temannya dan mungkin dia bisa mengatakan hanya pada dirinya saja. Toh... Ursulla yakin Gunia bukan tipe penggosip. Menghela nafas panjang Ursulla berucap, "Tapi berjanjilah jangan mengatakan pada siapapun! Bisa - bisa dipecat aku nanti." Gunia mengulum senyum lalu menautkan kelingkingnya sebagai janji. Ursulla melirik kanan - kiri memastikan tidak ada yang mendengar, "Tuan R adalah pria introvet yang sangat menyebalkan. Tapi dia juga sangat tampan." "Benarkah?" mata Gunia menjadi bersinar, "Wahh... Aku ingin bertemu dengannya." **** Ursulla sudah berpakaian rapi dengan kemeja putih serta jas hitam yang menjadi lambang seragam CBO, dikenakannya sepatu yang kali ini ukurannya jauh lebih tinggi dari semula sesuai interuksi kepala manager, miss. Silla. Dan kali ini wanita itulah yang akan selalu mengamati penampilan Ursulla sebelum melakukan tugasnya sebagai bluter. Miss. Silla sedikit membenahi gulungan rambut Ursulla. "Nah sudah sempurna, kau bisa langsung melakukan tugasmu Sulla." "Ya bu kepala." Ursulla menunduk patuh. "Dan hari ini ada perintah langsung dari direktur untukmu." "Perintah apa?" Miss. Silla mengangkat wajah lalu berdehem,  "Mengenai peraturan barumu menjadi bluter khusus tuan R. Kemungkinan nanti kau akan di tempatkan di MES karyawan mengingat pekerjaan sebagai pelayan pribadi tamu VVIP dituntut untuk siap sedia. Jadi sangat merepotkan jika kau harus pulang pergi ke rumahmu yang jauh itu." Jeda sejenak Miss. Silla menambahkan, "Dan ini bersifat wajib." Sejenak Ursulla termangu lalu berpikir, Ini kesempatan bagus, setidaknya sementara bisa menghindar dari rongrongan ibu agar segera membawa kekasih. Ursulla tanpa sadar mengulum senyum, informasi ini seperti jimat keberuntungan buatnya. Iya pun mengangguk bersemangat. "Baik, saya mengerti." "Bagus.... Tapi mengenai detail lebihnya, kau bisa tanyakan langsung pada direktur." Sekali lagi ia mengangguk patuh. Kemudian dengan penuh semangat Ursulla berjalan. Bertemu direktur Hito nanti saja. Saat ini ia harus mengerjakan tugasnya terlebih dahulu. **** Tuan R masuk ke dalam kamar VVIPnya bersama sekumpulan pengawal. Ia mengenakan pakaian hitam-hitam sama persis seperti yang dikenakan para pengawalnya. Di dalam, Ursulla sudah menunggu, menyiapkan hindangan makan siang. Sesuai permintaan Mr. R. Makan siang jam 3 sore. Ursulla mengernyit heran. Kemudian atensinya kembali beralih kepada tuan R. Lalu benaknya menyimpulkan. Selama ini karyawan tidak pernah tahu seperti apa sosok tuan R dan menganggap tuan R tak pernah keluar dari persinggahannya. Dikarenakan saat keluar dari hotel tuan R menyamarkan diri sebagai pengawal. Berkamuflase dengan mereka lalu melesat keluar masuk tanpa dicurigai. Ursullapun menggidikkan bahu, lalu seolah atmosfir di ruangan ini menjadi terasa mencekam saat Ursulla menyadari bahwa sepertinya sekumpulan pengawal tuan R itu tengah menatap dirinya dengan pandangan skeptis. Tidak kuat dengan suasana seperti ini, Ursulla buru-buru meninggalkan ruangan. Namun sebelumnya Ursulla berucap dengan keramahan dan tak lupa memberi senyum, "Tuan makan siang anda sudah saya siapkan. Silahkan dinikmati." Ursulla menunduk hormat lalu melesat pergi. "Siapa yang menyuruhmu pergi?" Suara dingin itu seketika menghentikan langkah Ursulla. "Ma... Maaf tuan." Takut - takut Ursulla membalik badan dan langsung bertatapan dengan tuan R yang sudah berdiri di belakangnya. Tanpa kata, tuan R memberi isyarat kepada para pengawal agar meninggalkan ruangan. "Kau tetap di sini, menemaniku!" Perintahnya tak tebantahkan. Seperti biasa Ursulla hanya mengangguk patuh. "Ya tuan." Dengan angkuh, tuan R berjalan mendekati meja makan lalu secara sigap Ursulla menarikkan kursi mempersilahkan tuan R untuk duduk. Bodohnya, kenapa tadi hendak pergi begitu saja. Meskipun sudah menyiapkan makanan, dirinya tetap harus melayani tuan VVIP ini bukan? Sekali lagi Ursulla meruntuki diri sendiri. Dalam diam, tuan R mengamati setiap pergerakan Ursulla yang secara telaten meladeninya di meja makan. Kemudian sengaja, tuan R menggeser gelas yang hendak diisi air putih oleh Ursulla. Gelas itu berpindah tepat di depan tuan R. Membuat Ursulla terpaksa berdiri di samping tuan R, menipiskan jarak di antara mereka. Sedikit berjongkok Ursulla kembali menuang teko. Dengan posisi seperti ini, bahu Ursulla hampir menyentuh tubuh tuan R yang masih duduk dengan penuh ketenangan. Berusaha bersikap profesional, Ursulla mengatur derup jantungnya yang berdetak gugup berada sedekat ini dengan tuan R. Sementara itu, tuan R masih bergeming, manik cokelatnya menatap Ursulla begitu intens. Dengan begini tuan R dapat menikmati lebih dekat wajah indah nan lembut milik Ursulla. Setelah memastikan semua selesai, Ursulla memundurkan langkah. Kemudian berdiri membeku menunggu tuan R yang sedang menyantap makan siangnya. Cara makan tuan R begitu anggun nan berkelas. Seperti ada teknik-teknik khusus tentang tata cara makan yang baik dan benar. "Kau sudah makan?" tuan R tiba-tiba bertanya, membuat Ursulla yang sedari diam langsung mengerjap. "Sudah tuan." Tuan R hanya melengkungkan bibir membentuk sudut 'O'. Tak beberapa lama tuan R menyelesaikan makanannya. Lalu mengambil serbet putih dengan gerakan berkelas mengusapnya ke sekitar mulut. "Bereskan ini! Aku akan mandi, setelah itu datanglah ke kamarku Sulla." "Baik tuan." **** Beberapa menit kemudian, dengan ragu Ursulla mengetuk pintu kamar tidur tuan R. Sesuai interuksinya tadi, ia diharuskan menemuinya. Ketukan ke dua, pintu itu terbuka. Tuan R sudah berdiri menjulang di hadapan Ursulla mengenakan pakaian santai. Membuat gadis itu mendongakkan kepala bertemu dengan mata cokelat nan gelap milik tuan R. "Apa anda membutuhkan sesuatu lagi tuan?" "Tidak." Jawaban itu membuat Ursulla menelengkan kepala heran. Tuan R kemudian bedehem, "Begini, direktur Hito pasti sudah memberitahumu kan? bahwa selama menjadi bluterku, kau diharuskan selalu berada di sini." "Iya, sudah tuan." "Dan itu berarti kau tidak pulang ke rumahmu." "Ya tuan saya mengerti, di hotel ini menyediakan MES bagi pegawai. Sementara saya akan tinggal di sana." Jawabnya dengan polos. Tuan R menaikkan sebelah alis, memasang wajah dingin ia bergumam datar, "Siapa bilang kau akan tinggal di MES." Sedikit menekankan kalimat ia kembali berucap, "Kau akan tinggal di sini, di kamar VVIP ini bersamaku Sulla." Ursulla membelalak tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "A.. Apa?" **** Jangan lupa vote dan koment. Nunggu komentnya banyak, bakal update lebih cepet #Maksa
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD