Surat

1254 Words

Malam itu suasana ruang VIP terasa hangat dan nyaman. Musik lembut masih mengalun, dan aroma steak beserta saus lemon butter memenuhi udara. Gia dan Farid menikmati makan malam mereka sambil berbincang ringan tentang hal-hal kecil — pekerjaan, kenangan masa kecil Gia, hingga rencana liburan singkat yang mungkin mereka lakukan bersama. Farid memotong daging di piringnya, lalu menatap putrinya yang terlihat mulai ceria. “Ayah suka lihat kamu begini, Gi. Sudah lama nggak lihat kamu makan dengan lahap.” Gia tersenyum kecil. “Mungkin karena perasaanku sudah agak lega, Yah. Akhirnya bisa makan tanpa rasa berat di dada.” Farid mengangguk puas. “Syukurlah. Semoga seterusnya begitu.” Baru saja Gia hendak menyuapkan potongan salmon ke mulutnya, tiba-tiba terdengar ketukan pelan di pintu ruang VI

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD