Perasaan Edwin menjadi lebih ringan. Akhirnya dia bisa menemukan obat yang ampuh untuk sakit kepala dan rasa lemas yang akhir-akhir ini sering dirasanya. Edwin terus menggenggam kresek berisi sepuluh botol minyak angin gosok itu saat melangkah memasuki lobi apartemennya. Sopir yang mengantarnya tadi sudah kembali dengan menggunakan taksi. Kaki Edwin melangkah dengan tenang mendekati lift yang berada di sebelah meja resepsionis. Suara langkah kakinya teredam oleh banyaknya orang yang sedang berbicara di lobi ini. Meski begitu, tidak ada niatan dalam dirinya untuk melirik siapa saja yang berada di sana. Matanya fokus menatap ke depan. Dia ingin segera memasuki unitnya lalu beristirahat sambil menghirup wanginya minyak angin gosok ini. Bayangan betapa nyaman dan menyenangkan dirinya nanti d