Hancur, kecewa, merasa bodoh, itu yang tengah Niana rasakan. Memilih untuk mempercayai pria dengan kata-kata manisnya, dengan tutur kata yang membuat siapapun percaya dengan apa yang dikatakannya. Masuk kedalam lubang kebodohan yang dia buat sendiri dengan mempercayai pria itu.
Niana terduduk di sudut ruangan dengan lampu temeram, tak ada satupun teman, ataupun orang yang dikenalnya. Menangispun sudah tidak ada gunanya, semua sudah terjadi dan tak mungkin bisa dikembalikan seperti semula. Hanya orang bodoh yang menginginkan waktu dapat diputar kembali yang sudah jelas tidak mungkin bisa.
"Aku harus apa." Niana terisak memikirkan bagaimana kandungan di dalam perutnya, dan juga bagaimana dengan perasaan kedua orang tuannya. Seperti berjalan disebuah gang buntu, tidak ada jalan untuk keluar
