“Apa Papa bilang?!” Nina menatap papanya nyalang. “Dia mau jadi kakak angkat Nina?” Jari telunjuknya mengarah ke Sherly yang tersenyum tipis dan tetap duduk anggun.
“Nina, tenanglah dulu. Ini semua ada alasannya,” ucap Donny mencoba menenangkan. Lima orang itu sedang duduk melingkari meja makan meski tak ada makanan yang terhidang. Semuanya menolak untuk makan, masalah ini lebih genting daripada mengisi perut.
“Apa alasannya? Coba bilang!” tantang Nina dengan mata berkilat marah.
“Nina….” Akhirnya Larissa ikut bersuara. “Sherly ini yatim piatu, tapi dia punya potensi yang besar untuk bisnis keluarga kita. Jadi, daripada dia hanya direkrut sebagai pekerja, kenapa tidak kita bantu saja dengan mengangkat status sosialnya?”
“Jadi Mama setuju buat ngangkat dia jadi anak?” balas Nina cepat.
