Waktu berlalu cepat, tibalah hari wisuda Nina. Wanita itu sudah mendatangkan seorang MUA ternama sejak pagi buta. Ia didandani di kamarnya di lantai atas, supaya tak mengganggu Ryan yang masih terlelap.
Pukul enam pagi, Ryan dan Riry sudah siap. Ryan mengenakan setelan jas lengkap berwarna navy, membuatnya terlihat gagah dan tampan. Riry mengenakan gaun indah sebetis berwarna biru muda, rambutnya dikuncir kuda dengan sebuah pita berwarna senada dengan bajunya.
“Mama Nina mana?” tanya Riry tak sabar. Ia baru selesai sarapan, disuapi oleh mbak Rani yang hari ini datang lebih pagi.
“Tunggu sebentar, katanya bentar lagi turun,” sahut Ryan sambil memasangkan sepatu pada kaki mungil putrinya.
Tak lama kemudian, suara langkah kaki menuruni anak tangga terdengar. Ryan yang sudah selesai memasa
