“Papa mau joging sama mama Nina, ya? Riry makan sama mbak Rani terus langsung berangkat, oke?” pamit Ryan pada sang putri yang sedang menikmati sarapan. “He’em.” Riry menyahut dengan mulut penuh makanan. Ryan mengusap rambut putrinya, lantas bergegas bergabung bersama Nina yang sudah menunggunya sejak tadi. “Dadah, Riry!” seru Nina dari tengah ruangan, sambil melambaikan tangan. “Dadah juga!” Riry balas berseru, balas melambaikan tangan. Seperti rencana Ryan dan Nina semalam, hari ini mereka akan coba mengobrol dengan Sherly. Ryan saja sebenarnya, karena Nina sepertinya takkan bisa menahan diri jika harus mengobrol dengan Sherly. Tapi ia akan tetap mengawasi kalau-kalau Sherly bertindak nekat dan menggoda Ryan. Pucuk dicinta ulam pun tiba, persis ketika Ryan membuka pintu, Sherly sud