Bab 51

1805 Kata

Malam mulai turun dengan perlahan, dan langit Jakarta yang tadinya cerah kini mulai berubah kelabu. Sophia duduk sendirian di ruang kerja rumahnya, menatap layar ponsel yang sudah sejak tadi menunjukkan status calling… tanpa pernah diangkat. Sudah lebih dari sepuluh kali ia mencoba menghubungi Vincent sejak siang tadi. Semuanya tak berhasil. Satu pesan. Dua pesan. Tiga pesan. Tak satu pun dibalas. Jantung Sophia terasa semakin sesak. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan gejolak emosinya. Nafasnya memburu, jemarinya kembali mengetik pesan dengan tergesa-gesa. > “Vincent, kamu di mana? Aku hanya ingin tahu kabarmu.” Dikirim. Dibaca? Tidak. Ceklis dua tetap abu-abu. “Vincent…” lirihnya pelan, frustrasi. "Katanya ada urusan pekerjaan mendadak di luar kota. Tapi… ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN