Vincent duduk di pinggir ranjang hotel dengan tubuh sedikit membungkuk, kedua tangannya bertaut di depan lutut, menatap kosong pada ubin marmer yang mengkilat. Udara pagi Bali yang hangat seolah tak mampu menenangkan pikirannya yang kacau. Ia sudah berpikir semalaman. Hatinya tidak tenang. Kepalanya penuh dengan suara-suara yang membuatnya gelisah— dan semuanya mengarah pada satu nama: Sophia. Nancy keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah, tubuhnya dibalut handuk dan wajahnya terlihat segar setelah mandi. Ia melihat Vincent masih dalam posisi yang sama sejak tadi pagi. Hening. Tidak bergerak. “Sayang?” panggil Nancy sambil meraih sisir dan mulai menyisir rambutnya di depan cermin. “Kamu kenapa sih dari tadi diam aja?” Vincent tidak langsung menjawab. Ia mengangkat kepalanya perla