Malam menyelimuti langit dengan taburan bintang yang berkelip samar, angin berhembus pelan menyapa dedaunan yang mulai menguning. Di salah satu sudut taman kota yang sepi, seorang wanita duduk sendiri di bangku kayu panjang. Rambutnya terurai, berantakan diterpa angin malam. Tangannya mengepal erat di atas lutut, sementara matanya memandangi lampu-lampu taman yang berpendar kekuningan dalam temaram. Sophia. Tatapannya kosong, seakan tak benar-benar melihat apa pun di hadapannya. Hatinya berat. Nafasnya terengah pelan, seolah satu tarikan udara pun menyesakkan dadanya. Dia menghela napas, lalu menunduk dalam, menatap tanah di bawah kakinya. Bibirnya bergetar, seolah hendak berkata-kata, tapi tak ada suara yang keluar. Hanya desahan halus yang terdengar di antara hembusan angin. “Kenapa