Hari itu cuaca sangat mendung. Awan-awan kelabu menggantung di langit seperti bayangan kesedihan yang menyelimuti hati Sophia. Rumah mewah yang biasanya hangat kini terasa sunyi dan dingin. Sophia duduk di ruang tamu, terpaku di atas sofa panjang berwarna krem. Matanya kosong, menatap satu titik di dinding, seolah mencari jawaban yang tak kunjung datang. Di tangannya, sebuah album foto pernikahan terbuka. Jari-jarinya gemetar saat menyentuh halaman demi halaman, memperlihatkan potret dirinya dan Vincent di hari bahagia mereka.
Foto-foto itu penuh senyuman, pelukan, dan tatapan cinta. Semua tampak sempurna. Tapi itu dulu. Kini semuanya seperti ilusi yang perlahan hancur berkeping-keping. Air mata kembali mengalir di pipi Sophia, jatuh tepat ke wajah Vincent dalam foto itu. Ia memeluk album
