Pagi merekah perlahan cahaya matahari menelusup dari sela-sela tirai jendela, membelai wajah tampan Vincent yang masih terlelap di atas ranjang. Udara di dalam kamar terasa hangat, namun ada kehampaan yang menyelinap begitu ia mulai membuka matanya. Kelopak matanya bergerak pelan, menyipit karena silau mentari. Vincent mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya sadar bahwa ia tidak sendirian… atau setidaknya tidak seharusnya sendiri. Ia menoleh ke samping, mencari sosok perempuan yang semalam tertidur di pelukannya. Kosong. Tidak ada siapa pun di sana. Alis Vincent bertaut. “Nancy?” panggilnya pelan, namun tidak ada jawaban. Ia mengangkat tubuhnya, duduk di tepi ranjang sambil mengusap wajahnya kasar. Semalam… ia benar-benar menyerah. Bukan hanya karena emosi, tapi juga karena perasa