Pagi itu, sinar matahari menerobos masuk melalui jendela ruang makan yang kecil. Aroma sayur asem yang asam segar bercampur dengan wangi ikan goreng memenuhi ruangan, menghadirkan kehangatan yang sulit ditemukan di rumah mana pun selain rumah seorang ibu. Sheila duduk di antara Kiara dan Poppy—dua anak kecil yang dari tadi tak berhenti bercerita dan bertanya apa saja pada Sheila, seolah ia sudah menjadi kakak mereka sejak dulu. Di seberangnya, Kania membantu Ibu Kirana menata meja sederhana itu. Bramasta duduk paling ujung, memperhatikan semuanya dalam diam. Dan ketika Sheila menyuapkan sendok pertamanya— Ia tertegun. Mata Sheila membesar kecil. Kemudian tanpa bisa menahan diri, ia langsung melahap nasi dengan sayur asem dan sepotong tempe goreng. “Enak banget…” gumamnya lirih, samb

