Suara langkah Ambar terdengar keras menghantam lantai kayu sebelum pintu ruang piano terbuka dengan kasar. Matanya membelalak ketika melihat Sheila menangis dalam pelukan Kirana. “Apa yang kamu lakukan pada anak saya?!” teriak Ambar, suaranya menggema. Kirana terkejut dan bangkit refleks, namun Ambar langsung menarik lengannya dan mendorongnya keras— Tubuh Kirana hampir terhuyung jatuh ke lantai, sebelum sebuah tangan kuat menangkap pinggangnya. Bramasta. “Ambar!!” hardiknya, wajahnya merah penuh emosi. Sheila mendongak dengan mata sembab. “Mami setop!! Aku gak mau dengar apa-apa dari Mami!!” “Sheila—” Ambar mencoba mendekat. Namun Sheila mundur beberapa langkah, tubuhnya masih gemetar. “Aku gak mau ngomong sama Mami! Aku benci kalau Mami bohong terus!” Tanpa menunggu jawaban, She

