Kirana meremas lengan Bramasta pelan. “Jangan lakukan jika itu akhirnya menyakiti kalian berdua. Terkadang kita lebih baik tidak perlu mengetahui kebenarannya daripada hati kita terluka” Mendengar ucapan Kirana, Bramasta tak menanggapi melainkan mencium puncak kepala Kirana. Bersamaan dengan itu mobil mereka masuk kawasan gedung apartemen. “Kita istirahat dulu sambil ngomongin kerjaan ga masalah, ya?” Ucap Bramasta. Kirana mengangguk kemudian berkata “jangan lupa kabari Sheila kalau kita ga bisa pulang cepat “ “Jangan khawatir sayang, sudah kok. Tadi supir sekalian antar baju dia dan juga ambil mobil kamu “ Kirana tersenyum sebelum akhirnya Bramasta membenamkan bibirnya di bibir Kirana, “ada kamu, masalah seberat apapun terasa lebih mudah” “Hm…” gumam Kirana seakan tak percaya dan a

