Kirana kembali ke kamar dengan langkah gontai. Tasnya masih tergeletak di sudut, bersanding dengan kesedihan yang baru saja ia alami. Saat ia membungkuk mengambilnya, sorot mata Sheila yang tajam menancap di punggungnya. "Tante Kirana? Papi?" suara Sheila parau, penuh kebingungan. "Jadi benar ya, Pi? Papi selingkuh sama Tante Kirana?" Sebelum Bramasta atau Kirana sempat menjawab, tangis histeris Sheila pecah. "Papi jahat! Tante Kirana jahat!" teriaknya, wajahnya memerah oleh amarah dan kekecewaan. "Sheila... dengerin Papi dulu, Sayang. Tante Kirana itu—" Bramasta mencoba menenangkan, tapi Sheila memotong dengan suara penuh luka. "Tante Kirana jahat! Tante udah ambil papi Sheila dari Mami!" tuduhnya, sambil menatap Kirana dengan mata berkaca-kaca. Kirana hanya bisa diam, menggenggam uj

