Degh
Asha langsung mundur beberapa langkah tanpa menghiraukan ponselnya yang terjatuh. Asha benar-benar tidak percaya keberadaannya telah diketahui.
"I-ibu. Mau apa Ibu kesini, aku sudah mengikuti keinginan Ibu untuk mengakhiri pernikahan ku dengan Mas Asher, jadi tolong Ibu jangan mengusik ketenangan ku lagi?" tanya Asha dengan paniknya. Yah, orang yang menemukan keberadaan Asha di tempat Sederhana ini adalah Ibu Samran, ibu mertua Asha. Tadi pagi Asha bertemu dengan bodyguard Ibu Samran, yang membuat Asha langsung memiliki firasat buruk, hingga berniat pergi sebelum bodyguard Ibu Samran mengetahui keberadaan nya. Namun sayang, nasi sudah menjadi bubur. Sekarang, bukan hanya bodyguard Ibu Samran yang mengetahui keberadaan nya, bahkan Ibu Samran langsung yang mengetahui keberadaan nya, membuat Asha merasa bingung dan juga panik secara bersamaan. Di satu sisi Asha merasa panik takut Ibu Samran kembali menyakiti nya, di sisi lain Asha juga merasa bingung, apalagi yang diinginkan oleh Ibu Samran darinya, padahal Asha sudah mengikuti apa yang menjadi keinginan terbesar Ibu Samran dari dirinya.
"Kenapa, terkejut? Panik melihat keberadaan ku disini, mengetahui tempat tinggalmu yang baru?" tanya Ibu Samran dengan nada penuh kebencian. Ibu Samran langsung menjepit kedua pipi Asha kuat, dan menatap Asha dengan tatapan membunuh.
"Sebenarnya apa mau Ibu. Aku sudah mengikuti semua kata-kata Ibu, menuruti semua keinginan Ibu, agar Ibu tidak lagi mengusik hidupku? Kenapa semua yang aku lakukan buat Ibu masih belum cukup membuat Ibu tidak menggangguku?" tanya Asha dengan susah payah, serta nada yang terdengar sangat putus asa.
"Apa kamu berpikir dengan kamu mengatakan kamu akan mengakhiri pernikahan mu dengan Asher aku akan langsung diam saja seperti dugaanmu? Tidak semudah itu. Aku akan memastikan sendiri bahwa kamu benar-benar akan mengakhiri pernikahan mu dengan putraku." Ujar Ibu Samran yang langsung membuat Asha menggeleng kepalanya tidak mengerti dengan tujuan pastinya
Samran.
"Jadi apa mau Ibu sebenarnya?" tanya Asha mencoba untuk tetap tenang. Samran yang mendapat pertanyaan tersebut dari Asha, langsung menarik pergelangan tangan Asha dengan kasar, hingga tubuh Asha berhasil keluar dari rumah sederhananya itu.
"Bu, lepas!" Asha mencoba berontak dan meminta agar ibu Samran melepaskan nya.
"Aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin kamu ikut denganku." Ujar Ibu Samran yang terus membawa Asha menjauh dari rumah rumah Asha, hingga Ibu Samran berhasil membawa Asha ke mobilnya.
"Masuk!" Titah Ibu Samran dengan sedikit meninggikan suaranya
"Ibu mau bawa aku kemana?" tanya Asha
"Aku hanya ingin menyembunyikan mu dari Asher. Cepat masuk dan jangan banyak bertanya. Kalau kamu tidak mau menurut, maka aku akan menggali kuburan ayahmu, dan aku akan melempar mayat ayahmu ke laut biar sekalian dimakan buaya. Mau?" Ujar Ibu Samran penuh ancaman, membuat Asha yang mendengar nya langsung meneteskan air mata hangatnya.
"Ibu benar-benar kejam." Ujar Asha dengan tatapan penuh permusuhan
"Aku tidak peduli. Masuk!" ujar Ibu Samran masa bodo, lalu mendorong tubuh Asha hingga Asha masuk ke dalam mobil. Ibu Samran segera menyusul Asha masuk, dan langsung meminta supirnya agar cepat pergi dari area rumah sederhana Asha.
Mobil yang membawa Asha langsung melaju dengan begitu kencangnya meninggalkan area rumah sederhana Asha sesuai dengan yang dikatakan oleh ibu Samran.
"Sebenarnya untuk apa Mas Asher mencariku, aku rasa dia tidak akan mencariku. Dan walaupun dia mencariku, dia tidak akan menemukan ku di tempat sekecil ini." Kata Asha
"Aku sudah menyiapkan tempat khusus untukmu, dan Yang pastinya tempat itu sangat aman dari pencarian Asher. Asher tidak akan menemukanmu selagi kamu berada di tempat persembunyian yang sudah aku siapkan." Ujar Ibu Samran dengan nada datarnya, membuat Asha tidak lagi melanjutkan kalimatnya untuk membela diri.
" Lagi pula, percuma saja kamu memiliki tempat tinggal yang jauh dari jalan raya, Kalau main mu masih di jalan raya seperti tadi. Itu sama saja dengan bohong. Karena, Asher akan menemukanmu dengan begitu mudah, kalau kamu selalu berada di jalan Raya seperti yang kamu lakukan tadi pagi. "Ujar Ibu Samran lagi, saat ibu Samran mengingat informasi dari anak buahnya, yang menyatakan bahwa tadi pagi anak buahnya menemukan Asha di jalan raya. Ashana sendiri tidak mencoba untuk membela diri, Asha lebih memilih diam, dan memilih menuruti apa yang diinginkan oleh ibu mertuanya. Asha memiliki rencana tersendiri, mencoba untuk membuat apa yang diinginkan oleh ibu mertuanya berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan apapun. Entah apa yang direncanakan oleh Asha, hingga Asha membiarkan dirinya di bawa pergi jauh hanya untuk menyembunyikan Asha dari Asher oleh Ibu mertuanya.
"Ingat baik-baik. Jangan coba-coba melarikan diri dari tempat persembunyianmu nanti. Kenapa, karena kalau sampai kamu melakukan itu, maka aku akan benar-benar melakukan apa yang selalu aku ancam kan. Kamu tahu siapa aku kan, aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku, sekalipun itu membahayakan orang terdekatku, atau bahkan membahayakan diriku sendiri. Paham!" Ujar Ibu Samran dengan penuh ketegasan. Asha tidak menjawab atau menanggapi ucapan ibu Samran, bagi Asha, mau menjawab atau tetap diam saja, Ibu Samran tidak akan memperlakukan dirinya dengan baik, jadi Asha memilih diam saja.
Mobil berhenti di tepi jalan, yang ternyata jalan tersebut merupakan jalan yang cukup jauh dari perumahan, membuat Asha bertanya-tanya dimanakah tempat persembunyian yang dimaksud oleh ibu mertuanya tadi.
"Apakah sudah sampai, tapi kenapa aku tidak melihat ada rumah atau tempat persembunyian yang Ibu maksud?" tanya Asha karena memang Asha tidak melihat tempat yang akan dijadikan tempat persembunyian dirinya.
"Memang tidak di dekat jalan raya, kalau di dekat jalan raya, maka Asher bisa menemukanmu dengan begitu mudah, bodoh!" ujar Ibu Samran dengan nada pedasnya
"Ayo, turun!" ajak Ibu Samran dengan kasarnya, lalu keluar dari mobil yang langsung diikuti oleh Asha. Asha melihat ibu Samran mulai berjalan kaki melewati rerumputan hijau, dengan begitu lincahnya seperti orang yang sudah biasa melewati jalan yang dipenuhi oleh rumput. Dengan ragu-ragu Asha mengikuti Ibu Samran, saat supir Ibu Samran meminta Asha agar ia mengikuti langkah Ibu Samran. Cukup jauh Ibu Samran berjalan kaki, Asha melihat sebuah bangunan kecil yang berhasil membuat bulu kuduk Asha langsung merinding seketika.
"Ibu. Tempat apa ini, apa maksud Ibu membawaku ke tempat seperti ini?" tanya Asha dengan penuh keterkejutan nya, dan juga penuh ketidak percayaan nya, saat melihat bangunan kecil seperti kamar mandi yang terpisah dengan rumahnya saja, namun tidak berbentuk seperti kamar mandi, hingga membuat Asha tidak percaya melihat tempat persembunyian yang Samran maksud, untuk dirinya.